IDEAonline- Akrab dengan lingkungan dapat dilakukan dengan meminimalkan penggunaan lahan sekaligus merancang.
bangunan rumah yang kompak dan efisien.
Rumah memiliki tampilan luar yang tegas dan modern.
Bagian fasad rumah semakin menarik dengan adanya dek-dek kayu yang memberikan kesan rumah di iklim tropis.
“ini nih… ada bagian teras yang selalu kita pakai untuk leyehleyeh dengan hembusan angin yang sepoi-sepoi dan cuitan burung yang mengiringi aktivitas setiap pagi, rasanya seperti bukan di Jakarta aja.”
siapa pun yang berada di sini pasti mengakui jika ucapan pemilik rumah, Bayu sugito dan astrid Herwinda— atau yang akrab disapa acid—ada benarnya.
Betapa tidak? saat memasuki kediamannya, rumah tersebut tampak bersinergi dengan ruang terbuka di sekitarnya.
Rumah ini tidak besar, walaupun sesungguhnya masih banyak lahan yang dapat digunakan untuk dijadikan bangunan rumah tersebut.
Dendy Darman, dari UnkL, Us and kind of Life—selaku orang yang mengarsiteki rumah yang diberi nama apanamanya House tersebut—mengakui jika bersinergi dengan alam mendasari awal berdirinya rumah yang berlokasi di bilangan Bintaro tersebut.
Menurutnya, rumah tersebut didesain mengikuti pohonpohon besar yang diselamatkan, alih-alih ditebang untuk dijadikan hunian.
“serunya, pemilik, yakni acid beserta Bayu, dan saya sehati untuk lebih mementingkan pohon itu hidup dibandingkan menebang dan menggunakannya untuk membuat lahan yang lebih besar,” ujar Dendy.
Baca Juga: Enam Hal tentang Taman Vertikal, Cara Praktis Hijaukan Rumah (2)
kompensasi dari keinginan tersebut, yakni terbatasnya lahan, dirasa tidak masalah.
Membuat rumah yang efisien merupakan salah satu ide yang kerap diusung oleh Dendy dan UnkL.
Hal tersebut dibuktikan salah satunya dengan membagi satu lantai hunian menjadi tiga bagian, yakni dapur, ruang makan, dan ruang keluarga.
Ide tersebut diwujudkan dengan anggapan bahwa penempatan dapur di ruang utama merupakan cerminan gaya hidup masyarakat urban.
Terlebih lagi, menurut Dendy, hal ini sekaligus untuk mengakomodasi hobi pemilik rumah, yakni memasak.
Namun, satu lantai tersebut tidak sekadar dibuat menjadi tiga bagian.
Baca Juga: Aman dari Banjir? Ini 6 Kelebihan Apartemen Dibanding Landed House
Ada beberapa aspek yang diperhatikan, mulai dari pemilihan furnitur hingga penggunaan warna, sehingga tiga bagian ruangan tersebut tampak menjadi satu kesatuan ruang yang utuh.
Desain rumah yang efisien dan kompak pun turut ditemukan pada lantai kedua, yang merupakan area pribadi sang pemilik.
Ruang-ruang di sini memiliki mezanin yang dapat dimanfaatkan sebagai area kerja sekaligus wardrobe pemilik rumah.
Tangga menuju mezanin sangat mencuri perhatian karena juga memiliki fungsi sebagai meja belajar atau meja kerja dan juga sebagai area penyimpanan benda-benda koleksi pemilik rumah.
Acid mengakui jika space hunian yang tidak besar awalnya membuat mereka pesimis.
Akan tetapi, ternyata rancang bangun hunian tersebut mencukupi semua kegiatan tanpa mengurangi kenyamanan bergerak di dalam ruangruangnya.
Semua ruang yang ada terasa cukup dan dapat digunakan dengan baik untuk semua kegiatan, bahkan untuk usaha rumahan mereka, tanpa harus menyediakan ruang yang akhirnya jarang
terpakai.
“sebelumnya, ingin punya rumah yang dapurnya terbuka. ingin punya rooftop dan paviliun seperti rumah-rumah yang sering saya dan suami lihat di Pinterest.
sekarang, Alhamdulillah... apanamanya House memenuhi semua yang kita harapkan, meskipun hanya dengan ukuran yang relatif lebih kecil,” tutup acid menutup perbincangan.
Pemanfaatan area outdoor yang tersisa di atap rumah menjadi sebuah rooftop sesuai dengan permintaan pemilik rumah.
Sentuhan modern ditekankan pada rumah dengan pemilihan pintu dan railing pada tangga.
Kamar mandi memiliki sentuhan outdoor dengan penggunaan dan pewarnaan lemari dengan bahan dasar kayu.
satu Benda, Tiga Guna
Salah satu ide yang dapat diterapkan dari hunian milik acid dan Bayu adalah tangga multifungsi yang terletak di lantai dua.
Tangga ini dibuat dengan desain berupa anak tangga yang diperlebar, sekaligus mengambil beberapa bentuk meja, agar dapat difungsikan sebagai sarana belajar maupun bekerja.
Dengan ukuran anak tangga yang cukup lebar, menyipman buku pun dapat dilakukan di sini.
Penahan kabel sekaligus aksen pada Dinding
Awalnya, lampu yang menggantung di bagian fasad apanamanya House kerap bergoyang-goyang, terlebih lagi disaat angin sedang kencangkencangnya berhembus.
Ini disiasati dengan memberikan tiang penopang sehingga lampu tidak bergoyanggoyang lagi.
Benda fungsional ini ternyata ini memberikan estetika tersendiri bagi rumah tersebut.
Baca Juga: Saluran Air Tersumbat Sebabkan Banjir, Sistem Pemipaan Ini Jadi Solusi
Instalasi dari Hobi
Salah satu hobi Bayu adalah traveling dan sekaligus bermain skateboard.
Saat vakansinya di Jepang, Bayu menemukan pernak-pernik rumah yang sebelumnya merupakan sebuah papan selancar.
Terinspirasi dari situ, Bayu membuat sendiri pernak-pernik yang dibuat dari skateboard-nya, yang ditambahkan dengan instalasi besi.
Kini skateboard Bayu telah beralihfungsi sebagai tempat untuk menempatkan tanaman dan aksesori rumah lainnya.
Membawa nuansa Hutan di Halaman ketika berada di halaman rumah ini, perhatian pasti terpaku pada sebuah bangunan rumah yang nampak seperti paviliun.
Bangunan tersebut berdiri seolah-olah menjadi tugu ataupun prasasti yang menjadi point of view dari keseluruhan hunian.
Baca Juga: Awas Banjir di Musim Hujan, Ini Empat Standar Atap Bebas Bocor
Menurut Dendy, paviliun tersebut diperuntukan sebagai sarana untuk salat dengan mezanin yang dapatdigunakan sebagai tempat tidur bagi tamu yang menginap.
Ide awal dari dibuatnya paviliun adalah keinginan acid dan Bayu untuk memiliki sarana yang representatif untuk beribadah.
Keinginan tersebut lantas ditanggapi oleh Dendy dengan merancang paviliun dengan konsep berupa kabin hutan.
Baca Juga: Percantik Pagar dan Gerbang, Beri Kesan Beda dengan 7 Jenis Warna Ini
Konsep itu menurut Dendy muncul untukmembawa nuansa hidup di hutan saat berada di dalamnya.
Bangunan tersebut memiliki kesinambungan dengan bangunan utama melalui pewarnaan bangunan dan desain yang simpel dan modern.
Bahkan lebih dari pada itu, bentuk paviliun tersebut seolah-olah tampak seperti atap bangunan utama yang dipindahkan ke halamannya.
Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 168
(*)