Follow Us

Mengenal 8 Jenis Jendela, Mana yang Ideal untuk Kebutuhan Ruangmu?

Johanna Erly Widyartanti - Senin, 09 Maret 2020 | 09:00
Besar bukaan ideal sesuai SNI adalah 12% - 15% dari luas lantai bangunan.

Besar bukaan ideal sesuai SNI adalah 12% - 15% dari luas lantai bangunan.

IDEAOnline-Berapa besarnya bukaan yang ideal?

Ukuran bukaan pada jendela diatur sesuai kebutuhan akan penghawaan dan pencahayaan alami ruang.

Sebelum membuat jendela, beberapa pertimbangan harus dipikirkan seperti konstruksi, estetika, dan fungsi utama jendela sebagai sarana sirkulasi udara dan cahaya.

Ukuran jendela yang baik dalam sebuah ruangan sebaiknya 12% - 15% dari luas lantai bangunan. Standar Nasional Indonesia

(SNI) menyarankan agar luasan jendela tidak kurang dari 5% dari luas lantai.

Begitu juga dengan pilihan bentuknya, ditentukan berdasarkan pada posisi di mana jendela diletakkan dan seperti apa desainnya.

Tentang pilihan bentuk ini juga harus mempertimbangkan kemudahan operasional jendela untuk dibuka-tutup.

Berikut beberapa uraian jenis dan bentuk jendela dan kemampuannya mengakomodasi penghawaan dan pencahayaan.

Baca Juga: Rumah yang Menangkap Angin, Manfaatkan Alam dengan 3 Jenis Jendela

Baca Juga: Ternyata Exhaust Fan Bisa Dipasang di Jendela dan Kusen, Ini Syarat dan Tipsnya!

Dipasang mati dalam kusen.

Jendela seperti ini tidak dapat memberikan pertukaran udara yang baik, sehingga hanya berfungsi untuk memasukkan cahaya dan memberi view dari dalam ke luar.

Model jendela mati seperti ini biasanya dapat berfungsi sebagai bukaan untuk menambah keharmonisan komposisi tampak pada bangunan.

Baca Juga: Tips Buat Dapur Menyatu bersama Alam dengan Jendela Lipat Dinding

Dibuka ke dalam dan ke luar (swing).

Jendela jenis ini akan menghasilkan pertukaran udara 100%.

Bentuk seperti ini memerlukan ruang gerak yang cukup besar untuk operasionalnya sehingga tidak dapat menghemat ruang yang ada di bagian depannya.

Baca Juga: Pilih Jendela Nako, Swing, atau Jungkit, Mana Ideal untuk Sirkulasi?

Dibuka ke atas atau ke bawah (dengan cara digeser).

Saat ini, bentuk jendela seperti ini sudah termasuk jarang digunakan.

Selain karena kurang praktis, untuk membukanya pun diperlukan tenaga yang cukup ekstra dibandingkan dengan bentuk jendela lain.

Namun, dengan bentuk jendela seperti ini aliran udara dapat masuk lebih cepat.

Baca Juga: Inspirasi Desain Ruang Keluarga Gaya Skandinavia, Bukaannya Bikin Sejuk

Dibuka dengan diputar pada sumbu horizontal.

Jendela seperti ini dapat berputar 180 derajat.

Hal yang menjadi perlu diperhatikan dari jendela jenis ini adalah tentang bagaimana agar engselnya dapat tetap kuat dan pas. Sehingga tidak menyebabkan jendela loss berputar.

Baca Juga: Tips Atasi Ventilasi Kotor Kala Hujan, Pasang Kanopi di Atas Jendela!

Jungkit di bagian bawah (engsel di bawah).

Bentuk jungkit di bagian atas dapat menghemat ruang, namun udara yang masuk relatif lebih banyak dibandingkan dengan jendela jungkit di bagian bawah.

Pertukaran udara yang terjadi dapat mencapai 50%, karena angin dapat diarahkan secara langsung mengikuti bentuk kemiringan dari daun jendelanya.

Baca Juga: Trik Memfilter Debu: Hadirkan Jendela dan Letakan Tanaman pada Sisi Kamar!

Jungkit di bagian bawah (engsel di atas).

Bentuk jendela dengan cara jungkit di bagian bawah lebih menghemat ruang, namun udara yang masuk sangat sedikit, hanya sekitar 20%.

Hal ini disebabkan pergerakan udara harus terhalang lebih dahulu oleh daun jendela baru kemudian dibelokkan ke atas.

Baca Juga: Pakai Kaca untuk Efisiensi Listrik, Ini 7 Caranya Jangan Salah Kaprah!

Berkaca krepyak terpisah kecil-kecil (nako).

Jenis jendela yang sederhana tetapi cukup baik untuk menghasilkan pergerakan udara yang optimal adalah jendela nako.

Jendela nako ini dapat menghasilkan pertukaran udara hampir 95%.

Dengan jendela nako yang berupa “bilah-bilah” yang dapat diubah-ubah posisinya, aliran udara dapat diarahkan seperti yang dikehendaki.

Baca Juga: Interior Brutalist Tropical Home in Bali dengan Kaca Penuh, Mungkinkan Banyak Cahaya Masuk

Digeser ke samping.

Jendela yang dibuka dengan cara digeser, termasuk mudah untuk dibuka dan ditutup.

Aliran udara yang masuk juga dapat masuk tanpa hambatan.

Baca Juga: Tidak Hanya untuk Mobil, Kaca Film Juga Berguna untuk Rumah di Musim Kemarau

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest