Angka lebih buruk ditunjukkan pada matriks penjualan bulan Maret dengan kemerosotan mencapai 25 persen dari transaksi normal.
"Bulan April ini mungkin lebih menurun lagi," imbuh dia. Menghadapi situasi berat penuh tantangan ini, banyak pengembang kemudian memilih opsi untuk berbelanja lahan sebagai persediaan bank tanah mereka.
Karena lahan merupakan bahan baku utama perusahaan properti, karena itu aktivitas ini terus dilakukan untuk mendukung tetap beroperasinya perusahaan.
Seperti yang dilakukan oleh PT Ciputra Development Tbk yang tidak akan pernah berhenti belanja lahan.
"Ya belanja lahan tidak akan pernah berhenti karena Pandemi Covid-19 sangat sulit diprediksi," kata Direktur Keuangan yang juga Sekretaris Perusahaan PT Ciputra Development Tbk Tulus Santoso.
Ciputra Development fokus pada belanja lahan di Jadebotabek, dan Surabaya sebagai dua kawasan utama proyek eksisting mereka.
Dari total dana belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 1,5 triliun pada 2020, sebagian akan digunakan untuk menambah land bank.
Menariknya, mobilisasi lahan ini juga terjadi di sub-sektor kawasan industri (KI).
Hal ini terungkap dari hasil riset Leads Property Indonesia pada April 2020. Pengembang dan pemilik KI akan fokus pada penyediaan bank tanah atauland bank, dan mengonsolidasi lahan yang tidak terserap pasar.
"Opsi ini paling realistis. Dan kawasan yang masih menjadi favorit mereka adalah masih seputaran Jadebotabek," ungkap CEO Leads Property Indonesia Hendra Hartono dalam keterangannya (26/4/2020).
Jadebotabek, Karawang, dan Purwakarta menguasai porsi 73 persen distribusi lahan KI, sehingga total pasokan kumulatif yang tercatat pada Kuartal I-2020 mencapai 12.532 hektar.