Ternyata mereka mengajukan diri untuk terifeksi virus corona dengan sengaja sebagai relawan untuk mencoba vaksin.
Mereka melakukannya dalam upaya yang dikenal sebagai studi tantangan manusia.
Sebuah metode yang dapat mempercepat pengembangan vaksin karena secara langsung memaarkan para peserta dengan virus.
Menurut WHO studi tantangan manusia, tidak selalu diperlukan dalam pengembangan vaksin, tetapi berguna dalam beberapa kasus.
"Model-model hewan seringkali sangat tidak tepat dalam menunjukkan penyakit manusia, dan banyak pengembang vaksin ingin mengembangkan vaksin pada manusia langsung," tulis WHO tahun 2016 tentang model tantangan manusia.
Namun, ada hambatan etis dalam kasus ini, seperti yang dikatakan WHO dalam laporan itu, tidak boleh digunakan pada patogen dengan tingkat kematian tinggi.
"Sebagai contoh, jika suatu organisme menyebabkan penyakit dengan tingkat fatalitas tinggi dan tidak ada terapi untuk mencegahnya, maka itu tidak layak untuk uji coba tantangan manusia," jelas WHO.
Gagasan untuk mencoba tantangan manusia pada Covid-19 adalah dipicu pada artikel 31 Maret di Journal of Infection Diseases.
Baca Juga: Dituding sebagai Penyebab Perubahan Iklim dan Pemanasan Global, Inilah 6 Jenis Utama Gas Rumah Kaca