Follow Us

China Batasi Pembangunan Gedung Pencakar Langit dan Larang Plagiarisme dalam Desain Arsitektur

Kontributor 01 - Jumat, 22 Mei 2020 | 13:30
Gedung Taipei 101 (kanan) adalah pencakar langit setinggi 101 tingkat di Distrik Xinyi, Taipei.
Alfa Pratama / Grid.ID

Gedung Taipei 101 (kanan) adalah pencakar langit setinggi 101 tingkat di Distrik Xinyi, Taipei.

IDEAOnline-Pemerintah China melarang adanya plagiarisme dalam desain arsitektur serta membatasi pembangunan gedung pencakar langit di negara itu.

Kebijakan baru tersebut dirilis di situs Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan China.

Melansir laman Dezeen, Jumat (15/5/2020), keputusan itu dikeluarkan guna memperkuat standar arsitektur di Negeri Tirai Bambu ini.

Pemerintah China tidak mengizinkan pembangunan gedung pencakar langit dengan tinggi lebih dari 500 meter.

Sementara bangunan dengan ketinggian di atas 250 meter dibatasi.

"Secara umum, bangunan baru lebih dari 500 meter tidak diizinkan," tulis Pemerintah China dalam kebijakan tersebut.

Kebijakan pembatasan proyek berskala besar ini bertujuan untuk mengurangi pembangunan gedung pencakar langit yang meluas di negara ini.

Banyak pengembang berlomba mendirikan bangunan dengan tujuan menjadikannya tengara.

Baca Juga: Menghemat Lisrik dan Air secara Signifikan, 9 Bangunan Ini Mendapat Sertifikat Gedung Hijau

Calon gedung tertinggi di Australia
UNstudio

Calon gedung tertinggi di Australia

Sebagai informasi, pada tahun lalu, China memecahkan rekor dengan penyelesaian pembangunan gedung-gedung supertall atau dengan ketinggian lebih dari 300 meter terbanyak.

Menurut laman Council of Tall Building and Urban Habitat, sebanyak 57 bangunan rampung dibangun di negara ini pada tahun 2019 dari total 126 gedung di seluruh dunia.

Laman ini juga menyebut, China selalu memegang rekor penyelesaian gedung pencakar langit terbanyak selama lima tahun berturut-turut.

Dari jumlah itu, Shenzhen memegang memegang rekor dengan total 15 penyelesaian pembangunan.

Kebijakan ini juga menyoroti bahwa gedung pencakar langit baru harus memiliki fokus pada perlindungan terhadap kebakaran, ketahanan terhadap gempa, dan penghematan energi.

Sedangkan larangan peniruan desain diterapkan mengingat di masa lalu, banyak monumen yang dibangun merupakan replika dari gedung-gedung di Eropa. Contohnya, Menara Eiffel, Arch de Triomphe, hingga Gedung Opera Sydney.

Baca Juga: Gedung Sarinah Masuk Dafar Diduga Cagar Budaya, Ini Sejarah dan Alasannya!

Calon gedung tertinggi di Australia
UNStudio

Calon gedung tertinggi di Australia

Tak hanya itu, Ronchamp Chapel rancangan Le Corbusier pun ditiru oleh pengembang di China.

Bahkan baru-baru ini, gedung rancangan Zaha Hadid yakni Wangjing Soho juga disalin oleh pengembang di Chongqing.

Kebijakan itu, disebut bakal mengakhiri tren plagiasi di dunia arsitektur China.

Selain memberikan larangan, Pemerintah China juga mengeluarkan panduan untuk desain serta konstruksi bagi stadion kota, ruang pameran, museum, dan teater besar.

Baca Juga: Jadi Solusi Penghijauan Kota, Gedung Hunian Tertinggi di Ekuador Ini Berfungsi Layaknya Taman Kota

Kebijakan ini pun mengatur gaya arsitektur di seluruh negeri.

Pemerintah China menginginkan desain bangunan di negaranya sesuai dengan persyaratan desain perkotaan dalam hal bentuk, warna, volume, tinggi, dan kebijakan lingkungan.

Nasihat ini selaras dengan pandangan yang diungkapkan oleh presiden Xi Jinping.

Dia menyerukan agar pengembang mengakhiri tren arsitektur aneh di seluruh negeri. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "China Resmi Larang Penjiplakan Gedung Pencakar Langit"

#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork

(*)

Source : Kompas.com

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest