IDEAOnline-Sebuah studi yang dinaungi WHO, belum lama ini membuktikan bahwa mengenakan masker dan jaga jarak dapat menurunkan risiko penularan penyakit hingga 85 persen.
Masker dimaksudkan untuk membantu mencegah jika secara tidak sengaja Anda menyebarkan atau terpapar Covid-19.
Seperti kita tahu, virus corona SARS-CoV-2 menyebar melalui droplet atau tetesan pernapasan saat batuk dan bersin.
Karena 25 persen orang yang terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 mungkin tidak mengalami gejala, semua orang didorong untuk mengenakan masker.
"Kita tahu, beberapa orang tidak menunjukkan gejala penyakit dan mereka masih bisa menularkan virus. Saya pikir, kita harus lebih berhati-hati karena siapapun yang Anda temui berpotensi menulari Anda," kata Thomas Russo, kepala divisi penyakit menular di Universitas Buffalo.
Kesalahan pakai masker
Untuk benar-benar mencegah penyebaran penaykit, kita perlu memasang masker denagn benar.
Dilansir Huffington Post 24 April 2020, ada lima kesalahan dalam memakai masker yang biasa kita lakukan. Berikut penjelasannya.
1. Masker hanya menutupi mulut Anda
Kesalahan yang sering dilakukan adalah memakai masker cukup rendah, sehingga hanya menutupi area mulut.
Pemasangan masker seperti ini tetap menimbulkan risiko penularan penyakit. "Kita paling sering bernapas dengan menggunakan hidung.
Nah, saat masker hanya menutupi mulut), Anda dapat terinfeksi karena menghirup partikel virus," kata Russo.
"Demikian juga, jika Anda terinfeksi dan masker yang dipakai hanya menutupi mulut. Saat Anda bersin, ada droplet keluar yang bisa menginfeksi orang lain," imbuh dia.
Jika hidung tidak ditutup masker, Anda berisiko terkontaminasi dari masker itu sendiri yang mengumpulkan kuman dan droplet di bagian luar.
"Jika lubang hidung mengintip di atas masker dan ujung luar masker bergesekan dengan lubang hidung, kontaminasi silang dapat terjadi dari masker ke hidung," tambah Lucy Wilson, ketua departemen pelayanan kesehatan darurat di Universitas Maryland, Baltimore.
2. Jangan kalungkan masker di leher.
Jika virus corona menempel pada pakaian, wajah, dan tubuh, kemudian masker yang Anda pakai mengenai barang-barang tersebut, itu bisa menjadi masalah.
"Kesalahan dalam mengenakan masker memicu risiko kontaminasi," ungkap Wilson.
"Jika bagian dalam masker menyentuh bagian lain dari tubuh yang ternyata terkontaminasi virus - misalnya rambut, dahi, dagu, leher, dan tangan - maka virus dapat menempel di bagian dalam masker dan akhirnya masuk melalui hidung dan mulut," imbuhnya.
Kesalahan yang paling sering dilakukan adalah menggantungkan masker di dagu atau leher saat tidak dipakai.
"Jangan tempatkan masker di dagu atau leher. Karena bisa saja ada virus menempel di leher, dan Anda jadi terinfeksi saat mengenakan masker kembali," jelas Erin Sorrell, seorang asisten profesor riset di departemen mikrobiologi dan imunologi Universitas Georgetown.
"Tujuan dari masker adalah untuk melindungi hidung dan mulut dari batuk atau bersin diri sendiri dan orang lain," imbuh Erin mengingatkan.
Untuk mengenakan dan melepas masker dengan benar, Anda harus berhati-hati.
CDC memperingatkan, saat melepas masker jangan sampai menyentuh bagian depannya. Alih-alih memegang bagian depan, sebaiknya lepaskan masker dengan memegang bagian tali atau ikatan telinga.
Jika masker sedang tidak dipakai, tempatkan di tas ziplock atau area terpisah. "Ini agar mencegah mencemari permukaan lain. Jangan sekali-kali menggantung masker di leher," tegas Erin.
Terpenting, ingatlah untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah memakai masker atau melepaskannya.
3. Masker menggantung terlalu longgar di wajah
Masker respirator N95 yang digunakan tenaga medis sangat pas di wajah.
Namun pada masker bedah atay masker kain, bagian sisi-sisinya mungkin mudah longgar.
Erin Sorrell mengatakan, tujuan masker adalah menciptak penghalang bagi udara sebanyak mungkin.
"Pada masker medis atau masker kain, pastikan masker benar-benar pas di wajah Anda. Anda harus nyaman dan tetap aman saat memakainya, jangan sampai longgar dan merosot ke bawah," ungkap Erin.
Baca Juga: Risiko Penularan Covid-19 bagi Orang Tak Pakai Masker Mencapai 17 Persen, Ini Hasil Penelitiannya
"Masker medis cenderung memiliki sedikit celah di samping. Anda bisa memperketat area yang longgar dengan tali tambahan," kata Russo.
Russo juga mencatat, jenggot atau brewok yang dimiliki pria membuat masker menjadi longgar.
Ahli merekomendasikan, pria sebaiknya mencukur jenggot mereka setipis mungkin. "Semakin tebal jenggot dan brewok, masker akan kehilangan fungsi optimalnya," kata Russo.
4. Masker hanya menutupi ujung hidung
Masker harus dipasang sampai ke pangkal hidung, bukan sekadar di ujungnya.
"Jika Anda mengenakan masker hanya di ujung hidung, hal ini membuat celah besar untuk membiarkan udara (termasuk virus) keluar masuk lewat bagian atas masker," kata Erin.
"Itu sebabnya, kami menyarankan untuk memakai masker sampai pangkal hidung dan bukan di ujung hidung," imbuh dia.
5. Masker tidak dibersihkan dengan benar jika digunakan lagi
Jika Anda menggunakan masker lagi setelah melepaskan, sebagai contoh usai makan, Anda perlu memastikan masker itu tidak terkontaminasi.
CDC pun mengingatkan untuk mencuci masker kain dengan mesin cuci.
"Masker dicuci setiap hari. Pastikan, masker Anda bersih setiap hari," kata Erin Sorrell. Setelah masker terlihat kotor atau rusak, buang dengan aman.Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Cegah Corona, 5 Kesalahan Ini Sering Dilakukan saat Pakai Masker"
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
(*)