Baca Juga: Limbah Kaca Bisa Sebabkan Celaka dan Polusi, Daur Ulang Saja, Ini Caranya!
Penutup pada bordes ini berfungsi sebagai pegangan sekaligus sebagai aksen untuk ruangan yang ada di sekelilingnya.
Supaya warna putih yang mendominasi rumah ini tidak terlihat monoton, maka warna-warna lain tetap dimaksukkan ke dalamnya, seperti warna merah dan hitam untuk beberapa bagian dinding. Sedangkan ungu, coklat, dan merah digunakan untuk furniturnya.
Bahkan Victor sudah memikirkan agar pandangan dari bawah ke arah ruang kerja melalui void tidak membosankan, dia meletakkan kursi berwarna merah pada dinding kaca yang membatasinya.
Untuk eksteriornya, Richard membuat aksen dengan sebuah kolam berbentuk “L”, yang digunakan untuk bermain-main cucu-cucu si pemilik rumah.
Pagar rumah yang lama tidak dihancurkan begitu saja, melainkan ada bagian-bagian tertentu yang ditutup oleh tembok bata baru yang diplester, tanpa finishing cat.
Material yang Murah
Material yang dipakai oleh tim arsitek rumah ini, semuanya adalah material yang murah dan mudah ditemukan. Plesteran beton pada beberapa bagian rumah tidak di-finishing, selain menambah estetika, juga mengurangi biaya.
Baca Juga: Mengintip Cara Jepang Tanggulangi Sampah Perlu 10 Tahun, Indonesia Bisa Lebih Cepat?