IDEAonline -Renovasi bisa dilakukan pada bagian tertentu saja, atau seluruh rumah. Richard B. Mandang, PT Dualimabelas Artindo, memilih yang kedua untuk rumah tinggal di kawasan Jl. Pajajaran, Bogor.
Pemilik rumah ini adalah pasangan dosen yang ingin menikmati masa tuanya dengan tenang. Mereka ingin mengganti suasana rumah standar mereka dengan sesuatu yang baru.
Pada saat Richard mengajukan rancangan renovasi rumah ini, pasangan dosen tersebut sangat terkejut dengan perubahan total dari rumah mereka.
Rumah standar mereka akan berubah wujud menjadi sebuah rumah modern minimalis. Namun setelah dilihat lagi,
Baca Juga: Bagaimana Efektivitas Masker Kain Menangkal Penularan Covid-19? Ini Kata Dokter UGM
Baca Juga: Bahaya, Jangan Masukan Kamar Mandi ke Dalam Kamar, Ini Alasannya!
akhirnya kedua pemilik rumah ini setuju juga, dengan pertimbangan desain baru ini membuat mereka lebih mudah membersihkan rumah, dan mudah mengakses semua penjuru rumah.
Sedikit Demi Sedikit
Oleh karena rumah ini masih tetap ditinggali saat pembangunan dimulai, maka Richard merombak bangunan aslinya sedikit demi sedikit, seperti saat menyusun sebuah puzzle.
Walau demikian, saat bangunan ini sudah selesai, semua bagian bangunan ini tidak terlihat berdiri sendirisendiri, melainkan tetap menyatu.
Bangunan ini dibuat satu warna, yaitu putih, dengan beberapa aksen yang juga dibuat secara bertahap.
Bahkan sampai interior dan eksteriornya pun dibuat secara bertahap, sehingga rumah ini bisa disebut rumah puzzle.
Baca Juga: Bahaya, Jangan Masukan Kamar Mandi ke Dalam Kamar, Ini Alasannya!
Untuk menyatukan ruang luar dan ruang dalam, Richard memasukkan unsur yang ada di luar ke dalam bangunan dan begitu juga sebaliknya.
Lantai kayu yang berada di luar, diperpanjang hingga masuk ke dalam rumah, sekalian sebagai penanda pintu masuk utama. Sedangkan keramik yang digunakan pada lantai ruang dalam, “ditarik” hingga ke teras.
Penyatuan dua ruangan ini membuat rumah terasa semakin luas, karena seakan-akan tidak ada batas antara ruang luar dan ruang dalam.
Struktur bangunan asli tetap dipertahankan, hanya saja Richard harus menambahkan beberapa titik pondasi, karena rumah yang awalnya satu lantai ini akan dibuat menjadi dua lantai.
Interior dan Eksterior
Tidak hanya bentuk bangunan yang dirombak oleh Richard, tapi interior dan eksteriornya pun berubah total, disesuaikan dengan bangunan yang ada.
Agar desain interiornya tampak serasi, Richard mengerahkan Victor S. Mandang, seorang desainer interior, yang mengolah ruang dalam bangunan ini menjadi ruang-ruang yang sederhana namun tetap berkesan elegan.
Tangga yang digunakan untuk naik ke lantai 2 dibuat tanpa railing, hanya pada bordesnya diberi sebuah penutup dari beton yang tidak di-finishing.
Baca Juga: Limbah Kaca Bisa Sebabkan Celaka dan Polusi, Daur Ulang Saja, Ini Caranya!
Penutup pada bordes ini berfungsi sebagai pegangan sekaligus sebagai aksen untuk ruangan yang ada di sekelilingnya.
Supaya warna putih yang mendominasi rumah ini tidak terlihat monoton, maka warna-warna lain tetap dimaksukkan ke dalamnya, seperti warna merah dan hitam untuk beberapa bagian dinding. Sedangkan ungu, coklat, dan merah digunakan untuk furniturnya.
Bahkan Victor sudah memikirkan agar pandangan dari bawah ke arah ruang kerja melalui void tidak membosankan, dia meletakkan kursi berwarna merah pada dinding kaca yang membatasinya.
Untuk eksteriornya, Richard membuat aksen dengan sebuah kolam berbentuk “L”, yang digunakan untuk bermain-main cucu-cucu si pemilik rumah.
Pagar rumah yang lama tidak dihancurkan begitu saja, melainkan ada bagian-bagian tertentu yang ditutup oleh tembok bata baru yang diplester, tanpa finishing cat.
Material yang Murah
Material yang dipakai oleh tim arsitek rumah ini, semuanya adalah material yang murah dan mudah ditemukan. Plesteran beton pada beberapa bagian rumah tidak di-finishing, selain menambah estetika, juga mengurangi biaya.
Baca Juga: Mengintip Cara Jepang Tanggulangi Sampah Perlu 10 Tahun, Indonesia Bisa Lebih Cepat?
Baca Juga: Limbah Kaca Bisa Sebabkan Celaka dan Polusi, Daur Ulang Saja, Ini Caranya!
Kayu yang digunakan untuk aksen pada bagian luar, dipilih kayu yang tidak perlu di-finishing, yaitu bangkirai. Justru dengan memperlihatkan keaslian kayu, keunikan yang ada semakin tampak.
Bahkan di dalam rumah terdapat sebuah partisi unik yang terbuat dari kayu dolken, biasa dibuat untuk bekisting, yang juga tidak di-finishing.
Handle pintu di rumah ini semuanya dibuat dari potongan kayu yang dicat hitam, supaya terlihat serasi dengan pintu yang putih.
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 59
(*)