IDEAOnline-Bila dibanding di rumah tinggal tapak (landed house), tarif pemakaian listrik dan air di apartemen ternyata lebih tinggi.
Apa penyebabnya?
Tinggal di apartemen memang lebih praktis, nyaman, dan aman dibanding di rumah biasa (landed house), apalagi jika dekat tempat kerja.
Selain bebas dari kemacetan yang menggila di kota besar Jakarta,tinggal di apartemen juga menjadikan waktu untuk istirahat lebih banyak.
Asyiknya lagi, berbagai fasilitas lengkap tersedia dalam apartemen, seperti pusat kebugaran, pasar swalayan, tempat bermain anak, kolam renang hingga lapangan tennis.
Akan tetapi, semua kenyamanan tersebut tentu harus dibayar mahal.
Pasalnya, selain dikenakan biaya service charge dan sinking fund yang harus dibayarkan setiap bulannya, penghuni apartemen juga harus merogoh kocek lebih dalamuntuk membayar biaya rutin bulanan lainnya.
Seperti, biaya pemakaian listrik, air, telepon, dan gas.
Menurut sumber dari PLN, tarif listrik per kWh (kilo watt hour) pada apartemen memang lebih mahal dibanding tarif listrik rumah tinggal biasa (landed house).
Dari hasil penelusuran Apartment Guide, memang terdapat selisih yang cukup besar antara tarif listrik per kWh apartemen dengan rumah tinggal tapak.
Selisihnya, bisa mencapai 45 persen.
Baca Juga: Sering Luput Diperhatikan, 4 Jenis Pajak Ini Wajib Dibayar saat Membeli Apartemen
Masuk Tarif Bisnis
Lalu, apa yang membuat tarif listrik di apartemen lebih mahal?
Ada beberapa faktor penyebabnya.
Yang utama, tarif listrik pada apartemen disamakan dengan tarif bisnis, bukan tarif residensial.
Alasannya, lokasi apartemen biasanya berada dalam kawasan bisnis.
Tarif per kWh-nya bisa 20-45 persen lebih mahal, tergantung kelas apartemennya.
Artinya, meskipun penghuni apartemen hanya menggunakan daya sebesar 1.300 VA, akan tetapi tarif per kWh-nya sama dengan tarif listrik untuk keperluan bisnis.
Pada penggolongan tarif listrik PLN, apartemen bersama dengan hotel, mal, dan perkantoran, dimasukkan ke dalam golongan B (Bisnis).
Sedangkan rumah tinggal tapak dimasukkan dalam golongan Rumah Tangga (R).
Baca Juga: Hemat Listrik dengan Menghitung Berapa Watt Lampu Optimal di Tiap Ruang, Ini Caranya!
Ditentukan Oleh Pengelola Apartemen
Antar apartemen, besar tarif listriknya pun berbeda.
Perbedaan tarif antar-apartemen karena ada perbedaan kelas, semakin tinggi kelas apartemennya, semakin mahal tarif listriknya.
Tarif listrik masing-masing apartemen biasanya ditentukan oleh Badan Pengelola Apartemen, bukan PLN.
Sebab, unit-unit dalam apartemen merupakan pelanggan (customer) dari Pengelola Apartemen.
Apartemen bersubsidi akan beda tarif per kWh nya dengan apartemen kelas menengah.
Baca Juga: Lima Kiat Memilih Lampu Interior dan Eksterior agar Optimal dan Hemat
Tarif Sama untuk Listrik Prabayar
Beberapa apartemen kini sudah ada yang menggunakan kWh meter prabayar, sehingga sejak awal menggunakan listrik yang pengisian dayanya dengan token.
Tarif yang diberlakukan pada penghuni sama saja dengan tarif listrik yang menggunakan meteran biasa.
Penghuni tinggal membeli token di bagian customer service.
Pengisian pulsa dilakukan petugas customer service melalui komputer.
Cara pengisian ini memang sedikit berbeda dengan rumah tinggal tapak.
Pada rumah tinggal tapak, pengisian pulsa listrik ke token bisa dilakukan langsung oleh penghuni rumah melalui ATM atau minimarket penyedia pulsa listrik prabayar.
Baca Juga: Tak Tahu Jika Freon AC Habis Bisa Bahayakan Kesehatan dan Boros Listrik, Simak Gejala Ini!
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
(*)