"Saya tidak bisa sebutkan sekarang setara berapa rupiah jumlah uang itu saat ini. Karena harus ada hitung-hitungannya dulu. Tapi bisa saya sebutkan bahwa jumlahnya terbilang besar untuk saat itu," ujarnya.
Saat masa perjuangan, di berbagai wilayah tak terkecuali di kota Palembang juga banyak dibentuk laskar-laskar oleh para pejuang.
"Bukan cuma pejuang, masyarakat umum juga ikut berpartisipasi dalam mendukung perjuangan para pejuang, membantu sebisa mungkin yang mereka bisa. Dan kalau memang benar surat itu bukti pinjaman uang dari rakyat ke negara saat masa perjuangan, artinya masyarakat juga bersedia meminjamkan uangnya untuk membantu para pejuang kita. Ini hal yang sangat luar biasa," ujarnya.
Disisi lain, Ikhsan juga memberikan pendapatnya terkait tempat surat tersebut ditemukan. Sebagaimana diketahui, ahli waris menyebut surat tersebut ditemukan di dalam sebuah guci di atas loteng rumah.
Menurutnya, hal ini sudah menjadi kebiasaan sebagian masyarakat khususnya kota Palembang. Orang Palembang biasa menyebut penyimpanan di atas loteng dengan sebutan kajang angkap atau kajang rangkap.
"Kadang barang-barang yang disimpan di kajang angkap, suka di tumpuk saja atau kadang diletakkan dalam peti dari bahan seng. Jadi dia aman, tapi tidak terlalu berat. Itu jadi kebiasaan nenek moyang orang Palembang," ujarnya.
"Dan biasanya barang-barang yang biasa disimpan adalah barang yang punya ada nilai tapi tidak digunakan sehari-hari," sambungnya.
Artikel ini telah tayang di Gridhot.id denganjudul Awalnya Mau Bersihkan Loteng Rumah, Warga OKI Ini Kaget Dapati Guci Berisi Surat Utang Negara Republik Indonesia Tahun 1947 ke Kakeknya, Segini Nominalnya, Sejarawan Angkat Bicara
#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork
(*)