Jangan Terbuai Ekspektasi, Karakter Seseorang Bisa Dilihat dari Dalam Rumahnya, Gimana Caranya?

Fatur Rohman - Rabu, 26 Agustus 2020 | 12:00

IDEAonline –Pernahkah IDEA lovers membayangkan seperti apa sebenarnya karakter Anda? Kita ingin dilihat orang lain seperti yang kita mau. Namun kadang-kadang tak seperti itu adanya.

Maunya diingat orang lain sebagi seorang yang ramah, tapi bisa jadi orang lain tak sependapat, bahkan memandang IDEA lovers sombong.

Rumah kita adalah juga sebagian dari gambaran karakter kita. Seringkali kita mau orang lain melihat rumah kita dan memuji. Tapi yang ada, mereka sepertinya melihat sambil lalu saja.

Mengesalkan, bukan? Kalau kita telaah, bisa jadi hubungan kita dengan rumah kita dimulai dari dua keadaan: rumah yang kita beli sudah jadi, dan rumah yang kita tempati setelah melewati proses mendesain.

Keduanya toh juga akan mempunyai andil memberi karakter kepada rumah kita dan kita sendiri, karena kita hidup di dalamnya dalam waktu yang relatif lama.

Setiap keputusan yang kita ambil akan berdampak tertentu pada rumah; baik cara menempatkan atau memakai barang.

Keputusan yang kemudian dilakukan berulang akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang menahun akan menjadi karakter. Karakter itu akan melekat kepada orang-orang yang hidup di rumah itu.

Arsitek Louis Sullivan menyatakan pertama kali “Form Follows Function”. Fungsi—bagaimana kita menggunakan ruang—akan membentuk wadah ruang dan juga bentuk arsitekturnya.

Arsitek yang lain menimpalinya dengan “Form Generates Function”. Bentuk juga bisa mengarahkan kita membentuk pola aktivitas tertentu.

Keduanya memperlihatkan hubungan bentuk ruang dan pola kegiatan. Dan di dalamnya, karakter IDEA lovers akhirnya juga akan terlihat.

Jadi, kita akan sangat mudah melihat karakter seseorang bila kita bertandang ke rumahnya. Yang paling mudah adalah masuk ke kamar mandinya.

Kamar mandi adalah salah satu fungsi di dalam rumah yang paling rumit. Di situlah terlihat apakah si empunya rumah menyukai kebersihan atau tidak.

Kita juga bisa melihat ruang tamunya. Apakah semua barangnya tertata rapi? Apakah barang-barang yang tak perlu masih juga dipajang? Kita juga perlu melihat barang-barang yang kita gunakan.

Apakah kita masih menyentuhnya setahun belakangan ini? Bagaimana kita menyimpannya? (Seorang teman bercanda, “Barang-barang tak terpakai masih disimpan, ditunggu beranak?”)

Bisa jadi, barang yang tak perlu bisa bagi kita menjadi barang yang sangat berguna bagi banyak pengungsi di daerah bencana di tanah air ini, misalnya. Hal kecil akan memperlihatkan karakter kita. Hatihatilah.

#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork

Artikel ini tayang di Tabloid RUMAH edisi 71

(*)