IDEAonline.co.id - Sebutan atap sebagai mahkota rumah/bangunan tentu bukanlah asal sebut dan tak punya makna.
Mahkota merujuk pada letaknya di bagian atas, punya peran melindungi, menjadi simbol status, dan membentuk karakter pemakainya.
Keempat makna di atas menunjukkan peran atap dalam bangunan.
Secara fisik, letak atap di bagian atas bangunan menjadi payung bagi segala sesuatu di bawahnya.
Payung ini selain menyatukan elemen lantai dan dinding dan menjadikannya sebuah ruang, juga melindungi apa yang ada di bawahnya dari pengaruh cuaca (angin, hujan, dan panas).
Baca Juga: Siap Hadapi Hujan? Lindungi Rumah dari Bocor dengan Atap Tambahan Ini
Berbagai bentuk atap dapat diaplikasikan pada rumah di iklim tropis, asal direncanakan desainnya agar siap menghadapi pengaruh iklim.
Pemilihan bentuk dan bahannya tentu berpulang kepada selera dan biaya yang tersedia.
Atap pelana salah satu pilihannya.
Atap pelana merupakan atap yang dibentuk dari pertemuan dua sisi bidang miring yang bertumpu pada garis lurus yang sama, di mana pertemuan ujungnya disebut bubungan.
Baca Juga: Ini Cara Pasang Atap agar Bebas Masalah menurut Ahli Konstruksi
Kelebihan
- Paling aman dan mudah dalam pengerjaannya.
- Bentuk tampak yang tidak ternaungi oleh sisi atap miring dapat menjadi area dinding yang dapat dieksplorasi untuk pencahayaan, ventilasi, dan berbagai bentuk dekorasi gabel atau sejenisnya.
- Biaya pembuatan lebih murah dibandingkan dengan jenis bentuk atap lainnya.
Pemilihan material penutup atap yang digunakan cukup terbatas, karena cenderung menggunakan material yang lebih ringan.
Material
- Rangka atap: kayu, baja ringan, atau rangka beton.
- Penutup atap: genting (keramik, beton, metal), atau bitumen.
#BerbagiIDEA #BerbagiCerita #BisaDariRumah #GridNetwork