Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Beberapa Pasien Covid-19 Alami Gangguan Pendengaran, Apa yang Terjadi?

Kontributor 01 - Kamis, 15 Oktober 2020 | 12:30
Ilustrasi tinnitus, telinga berdengung, telinga berdering, sakit telinga.
Kompas.com

Ilustrasi tinnitus, telinga berdengung, telinga berdering, sakit telinga.

IDEAOnline-Suatu hari di bulan Juli, Meredith Harell (42) merasa telinga kanannya tiba-tiba berdengung.

Sesaat kemudian, telinga kanannya tidak bisa mendengar.

"Rasanya seperti ada yang menekan bel dering di telinga," kata Harell.

Harell tidak tahu alasan di balik kehilangan pendengarannya.

Namun satu minggu kemudian, hasil tes Covid-19 menunjukkan dirinya positif.

Seorang ahli otologi atau dokter spesialis pendengaran menjelaskan kepada Harell, kemungkinan besar penyebab telinganya tidak berfungsi karena virus corona SARS-CoV-2.

Virus seperti campak, gondok, dan meningitis diketahui dapat menyebabkan gangguan pendengaran mendadak.

Dari bukti kasus yang ada, mungkin Covid-19 perlu ditambahkan ke daftar virus yang menyebabkan gangguan pendengaran.

"Belakangan kami semakin sering mendengar orang yang positif Covid-19 juga mengalami gangguan pendengaran," ujar Dr. Matthew Stewart, profesor otolaringologi di John Hopkins Medicine, sepert dilansir CNN, Sabtu (10/10/2020).

Tidak ada data yang lengkap tentang seberapa umum orang yang terinfeksi Covid-19 mengalami gangguan pedengaran.

Namun, beberapa penelitian kecil menunjukkan adanya hubungan antara keduanya.

Salah satunya yang dilakukan tim riset dari Manchester, Inggris.

Baca Juga: Orang Obesitas Berisiko Alami Gejala Parah Covid-19, Ini Alasannya

Ilustrasi obat-obatan steroid untuk pengobatan Covid-19 dengan sakit parah dan kritis.
Kompas.com

Ilustrasi obat-obatan steroid untuk pengobatan Covid-19 dengan sakit parah dan kritis.

Tim Manchester menanyai mantan pasien Covid-19 yang sudah keluar dari rumah sakit selama delapan minggu, apakah mereka pernah mengalami gangguan pendengaran atau telinga berdenging saat masih menderita Covid-19.

Dari 138 pasien dalam penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Audiology, 13 persen menjawab pernah.

Sejauh ini dokter tidak dapat memastikan apakah virus corona menyerang telinga bagian dalam.

Pemeriksaan biopsi telinga bagian dalam juga berisiko tinggi karena bisa merusak jaringan.

Stewart dan kolega akhirnya melakukan prosedur pada tubuh tiga orang yang telah meninggal setelah terinfeksi Covid-19 untuk melihat apakah ada virus di telinga bagian dalam.

Dari sini, tim menemukan ada virus corona di telinga tengah dan tulang mastoid di tengkorak yang terletak di belakang telinga pada dua dari tiga mayat.

Studi ini dipublikasikan di JAMA Otolaryngology - Head and Neck Surgery.

"Virus lain diketahui dapat menyebabkan gangguan pendengaran mendadak. Namun untuk Covid-19, saya pribadi curiga virus ini berpotensi menjadi lebih buruk," kata Stewart. Stewart menambahkan, alasannya karena virus coorna telah diketahui menyebabkan pembekuan darah di area tubuh lain.

Menurutnya, sangat mungkin virus corona SARS-CoV-2 juga dapat melakukannya di pembuluh darah yang sangat kecil seperti di telinga bagian dalam.

Kevin Munro, seorang ilmuwan audiologi yang ikut terlibat dalam tim riset Manchester mengatakan, teori yang disampaikan Stewart masuk akal.

"Pembuluh kapiler di telinga bagian dalam adalah yang terkecil di tubuh manusia, jadi tidak perlu banyak waktu untuk memblokirnya," katanya.

Munro dan tim di Universitas Manchester kini sedang merencanakan studi lebih besar untuk melihat hubungan Covid-19 dengan gangguan pendengaran.

Pengobatan Munro dan Stewart mengatakan pengobatannya adalah steroid oral dosis tinggi.

Obat itu tampaknya telah membantu Liam, seorang siswa berusia 23 tahun, yang kehilangan 70-80 pendengar pendengaran di telinga kirinya setelah infeksi Covid-19.

Baca Juga: Bisa Sebabkan Kematian pada Pasien Covid-19, Apa Itu Badai Sitokin?

Ilustrasi sakit telinga.

Ilustrasi sakit telinga.

Liam tertular Covid-19 pada bulan Juni, dan mengalami demam, sakit kepala, dan kelelahan selama berminggu-minggu.

Setelah dia mulai merasa lebih baik, dia tiba-tiba kehilangan pendengarannya dan menderita tinnitus (suara berdering atau berdengung di telinga).

Setelah menghabiskan satu putaran steroid, Liam berkata sudah bisa mendengar kecuali nada tinggi.

Namun, suara dengung masih ada dan dokternya mengatakan tinnitus itu tak akan pernah hilang.

"Benar-benar mengerikan," kata Liam, yang meminta agar nama belakangnya tidak digunakan untuk melindungi privasinya.

Jika Liam bisa diobati dengan steroid, hal ini tidak efektif untuk mengobati Harrell.

Harrell berkata, dokternya sudah mengatakan bahwa kemungkinan besar telinga kanannya tidak dapat berfungsi kembali dan memerlukan alat bantu dengar.

Selain itu, tinnitus di telinga kanan Harrell kemungkinan juga tidak akan hilang atau berhenti. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Beberapa Pasien Covid-19 Alami Gangguan Pendengaran, Apa yang Terjadi?

#berbagiIDEA

Source : kompas

Editor : iDEA





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular