Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Bagaimana Konsep Ramah Lingkungan pada Material, Ini Kriterianya!

Johanna Erly Widyartanti - Minggu, 01 November 2020 | 09:30
Matreial pantry dari bahan yang mudah dibersihkan, membuat tampil rapi dan bersih.
Foto Licco Indrawan

Matreial pantry dari bahan yang mudah dibersihkan, membuat tampil rapi dan bersih.

IDEAOnline-Bagaimana konsep ramah lingkungan diterapkan pada material?

Dian Fitria dan Andra Nareswari, para pegiat GBC Indonesia pada departemen Rating & Technology, menjelaskan sebagai berikut.

Konsep hijau menawarkan cara pandang baru dalam menyikapi kebutuhan manusia yang seimbang dengan daya dukung lingkungan.

Konsep tersebut diharapkan tidak hanya sebagai tren, melainkan sebagai paradigma masyarakat yang dapat berkembang menjadi gaya hidup.

Dalam industri properti, bangunan hijau merupakan bangunan yang menggunakan sumber daya seperti tanah, energi, air dan material secara efisien, tanpa melakukan kompromi terhadap kesehatan dan kenyamanan penggunanya.

Untuk menghasilkan kinerja bangunan yang baik, konsep hijau sebaiknya diimplementasikan dari fase desain, fase konstruksi, fase operasi dan pemeliharaan bahkan sampai dengan fase pembongkaran.

Material menjadi salah satu elemen penting dalam penerapan konsep bangunan hijau.

Hal ini dikarenakan material memiliki dampak ekologi secara signifikan selama daur hidupnya.

Untuk itu, pemilihan material dilakukan dengan mengevaluasi setiap tahap dalam daur hidupnya.

Secara garis besar, terdapat 3 tahap dalam daur hidup material yang menentukan tingkat keberpihakannya terhadap lingkungan, yaitu tahap produksi, tahap konsumsi dan tahap pembuangan.

Baca Juga: Tuntutan Bangunan Hijau Diberlakukan di seluruh Dunia, Bagaimana dengan Indonesia?

Editor : iDEA

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular