Follow Us

Ini yang Akan Dilakukan PMI dalam Deteksi Dini Covid-19, setelah Terima Bantuan USG Portable dan Ribuan Alat Rapid dan PCR Test

Johanna Erly Widyartanti - Selasa, 24 November 2020 | 10:13
Pendemonstrasian penggunaan alat USG berbasis aplikasi.
dok. Philips

Pendemonstrasian penggunaan alat USG berbasis aplikasi.

Baca Juga: Positif Covid-19 tanpa Gejala? 12 Langkah Isolasi Mandiri di Rumah

Pendesmonstrasian penggunaan alat USG berbasis aplikasi.
Dok. Philips

Pendesmonstrasian penggunaan alat USG berbasis aplikasi.

“Deteksi dini COVID-19 menggunakan teknologi ultrasonografi memungkinkan untuk merawat pasien lebih cepat, yang merupakan kunci keselamatan.”

Rencananya, PMI akan membuka posko untuk mengadakan rapid test di area yang menjadi pusat berkumpulnya orang seperti stasiun kereta dan MRT, pasar tradisional, serta beberapa area komersil lainnya di Jakarta.

Sementara itu, enam unit USG akan didistribusikan ke RS rujukan COVID-19 yaitu RS PMI Bogor (3 unit), RS PMI Lhokseumawe Aceh Utara (1 unit), RS Islam Siti Hajjar Sidoarjo (1 unit) dan RS Islam Faisal Makassar (1 unit).

Sebagai pemimpin di dalam teknologi kesehatan dunia, Philips Indonesia merasa perlu untuk berkontribusi langsung dalam penanganan pencegahan penularan dan deteksi dini pasien terduga COVID-19 di Indonesia.

“Kami berkomitmen untuk mendukung dan membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Melalui bantuan ini, kami berharap dapat mendukung upaya-upaya yang dilakukan PMI dalam mendeteksi dini penyebaran COVID-19 di masyarakat, serta membantu memudahkan pekerjaan rekan medis di garda depan,” kata Pim Preesman, Presiden Direktur Philips Indonesia.

”Diharapkan para pasien terduga COVID-19 dapat ditangani dengan lebih cepat, mudah, dan aman melalui penggunaan USG portabel yang dapat digunakan di ruang UGD sekalipun oleh para tenaga medis.

Philips percaya, dengan kerja sama semua pihak kita dapat menghadapi situasi sulit saat ini.”

Ultrasonografi telah terbukti bermanfaat karena kemampuannya dalam pencitraan jaringan perifer di paru-paru akibat pneumonia, yang terkait erat dengan komplikasi paru-paru yang disebabkan oleh COVID-19.

Selain itu, dengan melakukan pencitraan pasien pada point-of-care (POC) seperti Unit Gawat Darurat (UGD) atau Intensive Care unit (ICU), dokter dapat mendiagnosis dan memonitor tanpa perlu memindahkan pasien serta mengurangi risiko transmisi virus dari pasien ke pasien atau tenaga kesehatan.

Editor : Maulina Kadiranti

Latest