IDEAOnline-Sejak varian baru virus corona di Inggris muncul, beberapa mutasi SARS-CoV-2 bermunculan di sejumlah negara.
Disampaikan oleh Dosen dan Peneliti Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati di Institut Teknologi Bandung (ITB), Husna Nugrahapraja PhD, varian baru virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, juga bisa muncul di negara Indonesia.
Dijelaskan Husna, kemungkinan atau potensi munculnya varian baru di Indonesia ini sangat bisa terjadi karena sifat mutasi yang alamiah terjadi pada makhluk hidup seperti virus tersebut.
Untuk diketahui, mutasi adalah proses yang terjadi. Dalam hal ini, mutasi virus SARS-CoV-2 adalah proses perubahan informasi genetika.
"Kalau di suatu daerah, virus ini bertahan terus menerus, mutasi akan terus terjadi dan bisa semakin banyak," kata Husna kepada Kompas.com, Senin (11/1/2021).
Ditegaskan Husna, jika mutasi itu terjadi semakin banyak dan semakin lama, tetapi tidak kunjung bisa dikendalikan, maka varian virus SARS-CoV-2 bisa berubah menjadi barang lain (varian baru) yang lebih sulit dikendalikan, seperti HIV yang sampai saat ini belum terselesaikan masalahnya.
Sehingga, menurut Husna yang juga merupakan Ketua Forum Peneliti Muda Indonesia (ForMIND), mutasi dan varian baru dari virus SARS-CoV-2 tidak hanya bisa terjadi di luar negeri.
"Betul sekali, sangat mungkin terjadi dan bisa bercampur produk variannya, jika genomik surveilansnya di Indonesia tidak segera dilakukan, karena mobilitas orang di dunia yang borderless ini dapat menyebabkan virus menyebar lebih cepat," tegasnya.
Baca Juga: Inovasi di Tengah Pandemi, Lampu Meja Disinfeksi UV-C Ini Bebaskan Rumah dari Virus Berbahaya
Dikutip dari CNN, Senin (1/2/2021), Saat ini telah diketahui, terdapat empat varian baru virus corona yang sangat mengkhawatirkan yang muncul saat ini di sejumlah negara di dunia.
1. Varian virus corona B.1.1.7
Varian virus corona B.1.1.7 ini pertama kali terdeteksi di Inggris.
CDC telah memperingatkan kemunculan strain virus corona ini yang dapat memperburuk pandemi.
Dilaporkan lebih dari 300 kasus Covid-19 dengan varian baru virus corona ini di 28 negara bagian.
Namun, itu yang terdeteksi oleh pengurutan genom, dan kemungkinan saja strain tersebut telah meluas di Amerika Serikat.
Kendati mutasi virus baru ini mengkhawatirkan banyak orang, namun sejauh ini, para ilmuwan telah meyakinkan bahwa sistem kekebalan manusia dapat menghadapi atau melawan varian virus corona B.1.1.7 asal Inggris tersebut.
"Sejauh yang kami tahu, transmisi itu dilakukan dengan cara yang persis sama," kata Gregory Armstrong, yang memimpin Kantor Deteksi Molekuler Lanjutan di CDC.
Para ilmuwan kembali mengingatkan upaya untuk mengurangi penyebaran virus ini pun masih tetap sama, yakni dengan memakai masker, menjaga jarak, menghindari keramaian hingga mencuci tangan.
Mutasi virus membuat varian baru virus corona yang baru ini membantunya memasuki sel dengan mudah.
Untuk menghentikan transmisi, kami memerlukan kecepatan yang lebih tinggi dari apa yang kami lakukan untuk memperlambat transmisi.
“Kami perlu lebih memerhatikan penggunaan masker. Dan kami perlu meningkatkan cakupan vaksin," kata Armstrong.
2.Varian virus corona B.1.351
Varian virus corona yang terdeteksi di Afrika Selatan ini juga dikenal sebagai strain 501Y.V2, yang dilaporkan pertama kali di AS pada Kamis pekan lalu di Carolina Selatan.
Beberapa hari kemudian, varian virus corona Afrika Selatan ini juga ditemukan di Maryland.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), strain virus corona Afrika Selatan ini telah dilaporkan di lebih dari 30 negara.
"Varian yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan telah menyebar dengan cepat keluar Afrika dan apa yang membuat saya terjaga di malam hari saat ini adalah kemungkinan besar beredar di sejumlah negara Afrika," kata Dr. Matshidiso Moeti, direktur regional WHO untuk Afrika.
Pola mutasi pada varian virus corona B.1.351 ini berbeda yang tampaknya menyebabkan lebih banyak perubahan fisik pada struktur protein spike, bagian virus yang menginfeksi sel inangnya.
Satu mutasi penting yang disebut dengan E484K, tampaknya telah memengaruhi domain pengikat reseptor.
Hal ini membuat para ilmuwan khawatir, sebab perubahan mutasi virus pada strain ini dapat membantunya lolos dari efek vaksin Covid-19.
"Kabar baiknya adalah vaksin yang ada sekarang masih akan efektif melawan mutan. Kabar serius, saat Anda mendapatkan lebih banyak replikasi, Anda bisa mendapatkan lebih banyak evolusi mutan, yang berarti Anda selalu harus menjadi selangkah lebih maju," kata director of the National Institute of Allergy and Infectious Diseases, Anthony Fauci. Tim peneliti di Columbia University, Pusat Penelitian AIDS Aaron Diamond dan tempat lain telah menguji versi mutasi virus yang dibuat di laboratorium terhadap sampel darah orang yang divaksinasi.
Peneliti mengatakan, tampaknya efek vaksinasi agak berkurang, namun tidak cukup melemahkan perlindungan.
Akan tetapi, vaksin Covid-19 Novovax telah merilis hasil awal uji klinis dengan efikasi mencapai 89 persen efektif dalam uji coba fase 3 di Inggris.
Sedangkan uji coba fase 2 dengan skala peserta yang lebih kecil juga telah dilakukan di Afrika Selatan, namun hasil sementara efikasi vaksin ini hanya 60 persen.
Baca Juga: Virus Corona Bermutasi, Cara Baru Cegah Terinfeksi menurut Ahli
3. Varian virus corona P.1
Mutasi virus SARS-CoV-2 dengan varian baru juga terdeteksi di Brasil.
Varian ini diduga memicu lonjakan penyebaran virus corona di negara ini.
Varian P.1 juga dilaporkan telah memasuki Minnesota yang terdeteksi pertama kali pada Januari lalu, diketahui dibawa oleh pelancong dari Brasil.
P.1 juga membawa mutasi E484K. Varian virus corona tersebut ditemukan pada 42 persen spesimen dalam satu survei yang dilakukan di kota Manaus, Amazon, Brasil.
Pejabat Jepang juga menemukan varian yang sama pada empat pelancong dari Brasil.
"Munculnya varian ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi peningkatan penularan atau kecenderungan untuk infeksi ulang SARS-CoV-2 pada individu," kata CDC.
4. Varian virus corona L452R L452R adalah varian terakhir yang terlihat di California, serta di selusinan negara bagian AS lainnya.
Ahli belum terlalu mengetahui tentang varian baru ini.
Namun, strain virus corona ini memiliki mutasi dominan pengikat reseptor protein lonjakan.
Jenis virus apa pun bisa menjadi lebih umum karena apa yang dikenal sebagai efek pendiri. "Efek pendiri adalah masalah virus berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat," kata Armstrong.
Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menunjukkan apakah varian ini dapat meningkatkan penyebaran virus yang sudah astronomis.
Saat ini, AS memiliki lebih dari 25 juta kasus Covid-19 yang terdiagnosis dan lebih dari 430.000 kematian.
Akan tetapi, Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan Universitas Washington sekarang telah mulai memasukkan varian dalam proyeksinya.
Para ahli kembali mengingatkan bahwa dengan terus bermunculannya varian baru virus corona di seluruh dunia, maka tindakan preventif untuk mencegah penyebaran masih harus dilakukan.
Seperti menjaga jarak, memakai masker hingga mencuci tangan dan menghindari kerumunan. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Varian Baru Virus Corona Terus Bermunculan, Ini 4 Mutasi Virus yang Diketahui
#BerbagiIDEA