IDEAOnline-Isu lingkungan yang semakin mengkhawatirkan di tengah pandemi yang masih mengancam di seluruh dunia, berpengaruh pada tren furnitur dan dekorasi rumah.
Psikolog sosial Hening Widyastuti mengatakan perilaku masyarakat selama setahun terakhir dalam menghadapi pandemi, jelas berubah (dikutip dari Kompas.com, Senin 15/03/21).
Salah satunya adalah makin kreatif.
Didorong kondisi ekonomi yang mepet sehingga banyak ekonomi kreatif yang tumbuh.
Hal-hal yang sepele dan dulunya tidak terlihat di depan mata, kini benar-benar digeluti masyarakat.
Hal ini pun dilakukan semua kalangan, baik itu segmen ibu rumah tangga, pekerja kantor, remaja, bahkan anak-anak.
Situasi pandemi yang serba terbatas membuat pola pikir masyarakat jadi lebih kreatif.
Apapun bisa menjadi suatu karya yang dihargai.
Baik dihargai secara finansial ataupun non-finansial.
Baca Juga: Inspirasi Tiga Furnitur Custom yang Cocok untuk Rumah Mungil
Selain itu, dari sisi sosial, kejenuhan di tengah pandemi, mengakibatkan banyak orang menyalurkan hobinya sebagai jalan keluar, dan bahkan tak sedikit yang punya hobi baru.
Hobi bertukang mumbuat dan menciptakan barang kebutuhannya secara DIY (Do it Yourseft), salah satunya (di samping hobi lain seperti berkebun, atau memasak).
Kondisi ini akan mendorong diciptakannya furnitur-furnitur yang dibuat secara handmade (buatan tangan) atau custom (dibuat sesuai pesanan).
Di kesempatan lain, pendapat 2 arsitek dalam sebuah forum diskusi yang diselenggarakan oleh IdeaOnline beberapa waktu lalu, masih relefan dikaitkan dengan kondisi sekarang.
Hezby Ryandi, arsitek dari Delution. Architect, mengungkapkan bahwa semua yang berasal dari kerajinan tangan akan semakin disorot.
“Tren furnitur ke depannya akan mengedepankan kearifan lokal yang dibuat secara handmade namun tetap di-combine dengan teknologi,” ujarnya.
Baca Juga: Jati Belanda Urat dan Mata Kayunya Memesona, Bekas Peti Kemas yang Naik Kelas
Sejalan dengan Hezby, Cosmas Gozali, arsitek dari Atelier Cosmas Gozali, juga mengungkapkan bahwa teknologi mampu menjawab bentuk, tekstur, dan kebutuhan sehingga kreativitas tidak akan berhenti.
“Akan banyak desainer furnitur yang makin kreatif dan inovatif dalam merancang perabot, mulai dari yang unik, multifungsi yang compact, easy use, hingga yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Dari segi material, tren furnitur ke depannya masih banyak menggunakan material lokal yang alami, misalnya rotan dan kayu.
Ada pula sentuhan tangan dari para perajin lokal, sehingga desain furnitur terkesan lebih unik dan khas lokal.
Kompak dan Fungsional
Demi menjawab permasalahan luas hunian yang kian terbatas lahannya, funitur multifungsi dan furnitur kompak (tidak membutuhkan banyak ruang) masih menjadi kebutuhan saat ini.
Sehingga, aspek fungsi memegang peranan penting.
Aspek fungsi dalam hal ini bukan sekadar fungsi, tetapi juga fungsi yang menunjukkan personalisasi sang pemilik.
Baca Juga: Sangat Penting dalam Desain, Pertimbangkan Ini saat Membeli Furnitur!
Saat ini, sudah banyak pemilik rumah yang berani mengekspresikan diri lewat model furnitur yang dimilikinya.
Tahun depan pun demikian. Penghuni rumah cenderung akan datang ke tukang untuk memesan furniturnya dibandingkan dengan beli jadi di toko furnitur.
Konsep custom ini berangkat dari luas hunian yang semakin terbatas sehingga memaksa penghuni rumah memesan furnitur khusus ke tukang, yang ukurannya disesuaikan ukuran hunian dan kebutuhannya.
Sementara untuk dekorasi interior, memberikan kesempatan bagi penguni rumah untuk semakin memanfaatkan rumah sebagai “kanvas" dalam berkarya.
Salah satu caranya adalah dengan menghadirkan dekorasi rumah handmade hasil buatan sendiri (do it yourself (DIY) atau dipesan (custom) sesuai kebutuhan dan seleranya.
Baca Juga: Bentuk, Material, dan Warna Furnitur untuk Rumah Mungil, Cek di sini!
#BerbagiIDEA