Untuk area yang digenangi air, seperti kamar mandi, kolam renang, atau kolam ikan, gunakan waterproofing cement based.
Sementara, untuk area yang terekspos matahari langsung, seperti genting, nok, dan dinding luar, gunakan waterproofing berbahan dasar akrilik.
Karena bahan dasarnya semen, waterproofing cement based sebaiknya tidak digunakan untuk area yang langsung terekspos sinar matahari seperti dak yang tidak diplester, nok, dan sebagainya.
Baca Juga: Cara Praktis Atasi Kolam Ikan Koi yang Bocor, Lakukan Langkah Ini!
Jika memaksa menggunakannya, waterproofing tidak bisa berfungsi maksimal karena jenis ini mudah retak.
Dari segi harga, akrilik relatif lebih mahal dibanding cement based.
Di pasaran, untuk 20kg waterproofing akrilik, harganya sekitar Rp700.000, sementara, kalau cement based, untuk 25kg harganya sekitar Rp300.000.
Namun, lagi-lagi, jangan lihat harganya, namun lihat fungsinya.
Jika menggunakan waterproofing jenis cement based, dianjurkan untuk melakukan dua kali pelapisan, dan diaplikasikan secara menyilang (lapisan pertama dan kedua berbeda arah sapuan).
Sementara waterproofing akrilik, boleh diaplikasikan sekali dengan arah yang lebih bebas.
Baca Juga: Dinding Fasad Rusak karena Sinar UV dan Air? Ini Material Pelindungnya