Setelah menghitung total penghasilan per bulan, lanjutkan dengan menghitung pengeluaran rutin bulanan dan hutang-hutang berjalan yang kamu miliki.
Pengeluaran rutin mencakup biaya untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.
Jika kamu memiliki hutang, jumlahkan semua angsuran hutang yang sedang berjalan termasuk bunganya.
Dengan adanya kewajiban pembayaran cicilan hutang bulanan, maka otomatis bank akan memasukkan sebagai pengeluaran rutin dan mengurangi jumlah pinjaman dan besar cicilan yang bisa diberikan berdasarkan penghasilan kamu.
Hal ini disebabkan kewajiban yang berjalan tadi mengurangi kemampuanmu dalam membayar cicilan hutang bulanan selanjutnya.
3. Hitung Cicilan Ideal
Untuk mengetahui berapa cicilan KPA yang ideal, kamu tinggal mengurangi pendapatan total per bulan dengan biaya rutin bulanan dan hutang yang sedang berjalan.
Lalu, hasil dari pengurangan tersebut, yang merupakan penerimaan bersih, dikali dengan 70 persen.
Angka 70%, menurut Visonia Gunawan, Consumer Load Service Officer Bank BTN (Bank Tabungan Negara) Kantor Cabang Jakarta Kebon Jeruk, merupakan rasio cicilan kredit maksimal yang aman bagi debitur.
“Itu standar umum. Besarnya 70 persen dari penerimaan bersih (take home pay),” katanya.
Di BTN standar itu diterapkan untuk penyaluran KPR dan KPA bersubsidi.