Follow Us

Material Prefabrikasi Pengganti Beton, CLT Sangat Kokoh dengan Tampilan Serat Kayu yang Alami

Johanna Erly Widyartanti - Kamis, 29 Juli 2021 | 08:00
Landmark The Smile, desain Alison Brooks Architects 2016 dan berlokasi di London.
Kompas.com

Landmark The Smile, desain Alison Brooks Architects 2016 dan berlokasi di London.

IDEAOnline-Sebagai pengganti beton, CLT tampil alami dan dapat digunakan untuk dinding, lantai, furnitur, langit-langit, bahkan atap.

Pasir merupakan bahan utama dalam pembuatan material konstruksi konvensional seperti beton.

Tentu saja, bila diambil terus menerus, persediaan pasir di alam akan semakin menipis.

Dirilis dari Kompas.com, Arch Daily melaporkan, kontruksi merupakan salah satu penghasil limbah padat terbesar di dunia.

Arch Daily mencatat, di Brasil, dari total limbah padat yang dihasilkan, 20 hingga 50 persennya berasal dari konstruksi.

Hal ini memaksa para pegiat konstruksi mencari bahan alternatif yang lebih ramah lingkungan dan mudah diperbarui.

Solusinya ada pada Cross Laminated Timber (CLT) atau kayu laminasi silang, panel kayu rekayasa berskala besar dengan sistem prefabrikasi.

Material ini mulai dipopulerkan di Eropa dan secara bertahap mendapatkan perhatian di seluruh dunia, karena kekuatan, tampilan, keserbagunaan, dan keberlanjutannya.

CLT terbuat dari papan kayu gergaji yang direkatkan dan dibuat berlapis, di mana tiap lapisan dipasang terbalik dengan lapisan sebelumnya.

Baca Juga: Cegah Ribut dengan Tetangga, Ada Hal di Luar Teknis Bangunan yang Wajib Diketahui saat Bikin Balkon di Rumah Tingkat

Baca Juga: Pakai Teknologi Precast Bangun Rumah Hanya Butuh 75 Hari, Ini Buktinya

Rumah yang menggunakan panel CLT, oleh firma arsitektur Brasil, Sergio Sampaio Arquitetura.
Kompas.com

Rumah yang menggunakan panel CLT, oleh firma arsitektur Brasil, Sergio Sampaio Arquitetura.

Dengan menggabungkan beberapa lapisan kayu, kekakuan struktural CLT sangat kokoh, mengingatkan kita akan kayu lapis tetapi berukuran lebih tebal.

CLT merupakan material yang berkelanjutan karena terbuat dari bahan kayu, yang merupakan sumber daya terbaharui dan tidak memerlukan bahan fosil tumbuh kembangnya.

Karena stukturnya yang kokoh, CLT telah digunakan untuk proyek infrastruktur di lokasi konstruksi besar.

Contoh penggunaannya adalah pada pembangunan jembatan beton atau sebagai penahan traktor di medan yang tidak stabil selama pembangunan bendungan.

CLT juga mulai digunakan pada proyek-proyek konstruksi kecil karena penampilannya yang menarik dan kekuatan strukturalnya.

Saat ini, CLT bahkan digunakan untuk membangun gedung pencakar langit.

Panel CLT dapat berfungsi sebagai dinding, lantai, furnitur, langit-langit, bahkan atap.

Ini karena ketebalan dan panjang CLT dapat disesuaikan dengan tuntutan setiap proyek.

Umumnya, panel CLT dirakit dan dipotong dalam proses produksinya, sesuai dengan perkirakan sambungan, bukaan, dan bor yang nantinya akan dipasang.

Baca Juga: Bisa Dilakukan Tanpa Tukang, Ini Hal Wajib Tahu Saat Memasang Bata Ekspos, Rapi Dalam Sekejap!

Baca Juga: Wajib Tahu 3 Risiko Ini saat Membangun Rumah dengan Metode Konstruksi dan Material Prefabrikasi

CLT House oleh FMD Architects.
ArchDaily

CLT House oleh FMD Architects.

Bagian-bagian tersebut kemudian diangkut ke lokasi, dan kemudian perakitan berlangsung di lokasi proyek.

Saat di pabrik, panel CLT dipotong sesuai ukuran dengan router Computer Numerical Controlled (CNC) canggih, yang mampu membuat pemotongan rumit dengan presisi tinggi.

Arsitek dari studi arsitek MAPA, Silvio Lagranha Machado mengatakan karena CLT merupakan adalah panel padat yang terdiri dari satu bahan sehingga strukturnya tidak memerlukan kelongsong.

Ini dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja saat pemasangan.

Umumnya, permukaan CLT hanya diberi aplikasi waterproofing transparan, sehingga serat kayu terlihat jelas dan menimbulkan kesan alami.

Meskipun biaya bahan pembuat CLT cukup tinggi, namun waktu konstruksi yang lebih singkat, kontrol kualitas yang lebih baik, dan pengerjaan konstruksi yang minim limbah membaut CLT patut dipertimbangkan untuk pengerjaan konstruksi masa depan.

"Bila kita menghabiskan lebih banyak waktu dalam desain makan lebih sedikit juga waktu yang dihabiskan untuk bekerja di lokasi," tambah Silvio.

Baca Juga: Ibu-Ibu Wajib Tahu, Ternyata Noda Membandel pada Kloset Hingga Kaca Bisa Hilang Dalam Sekejap Hanya dengan Bahan Ini

Baca Juga: Tak Disarankan untuk Wadah Makanan, Nyatanya Styrofoam Punya Nilai Plus untuk Bangunan

#BerbagiIDEA

Editor : Maulina Kadiranti

Latest