Follow Us

Durasi 20 Menit Cukup? Tingginya Risiko Tertular Covid-19 saat Bersantap di Warung Makan jadi Alasannya, Apa Saja?

Johanna Erly Widyartanti - Sabtu, 31 Juli 2021 | 13:58
Saat makan mau tidak mau harus buka masker, ini mengundang risiko.
Kompas.com

Saat makan mau tidak mau harus buka masker, ini mengundang risiko.

IDEAOnline-Respons soal durasi makan 20 menit ini ramai di media sosial menanggapi pelonggaran PPKM yang dilakukan pemerintah. Sebelumnya, di masa PPKM darurat semua usaha makanan dilarang menerima konsumen dine in, dan hanya diperbolehkan menyediakan layanan antar.

Baca Juga: Terungkap, Rahasia Memangkas Tagihan Listrik Ternyata Gampang Banget, Emak-emak Pasti Senang!

Baca Juga: Meski Tak Perlu Swab Ulang selesai Isoman, Jangan Sembarang Bilang Sembuh dari Covid-19, Dua Syarat Ini Harus Dipenuhi!

Kebanyakan warga menjadikan kebijakan tersebut sebagai bahan olok-olok yang dibuat menjadi meme atau pun lelucon. Pasalnya, 20 menit dianggap terlalu singkat atau pun tak memiliki patokan/ukuran yang jelas.

Menaggapi hal ini, dua orang dokter menyatakan pendapat sekaligus mengingatkan warga dalam komentar-komentarnya.

Salah satunya datang dari Adam Prabata, dokter umum yang kini menjadi kandidat Phd Medical Science di Kobe University, Jepang.

Dia mengatakan, sejauh ini belum ada bukti Covid-19 dapat menular melalui makanan atau minuman.

Meski demikian, risiko penularan Covid-19 sebesar 95 persen lebih tinggi pada orang yang sering berkunjung, makan, dan minum di restoran dan bar.

"Penularan dapat terjadi meskipun tidak ada kontak erat dan tidak menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus," kata dia lewat akun Instagram-nya, @adamprabata.

Makan di warung makan sulit menghindari kerumunun.
Kompas.com

Makan di warung makan sulit menghindari kerumunun.

Baca Juga: Susah Panggil Tukang Servis saat Pandemi, Ini Cara agar Mesin Cuci Tak Cepat Rusak

Baca Juga: Sembuh dalam Sehari, Benarkah Virus Covid-19 Hengkang dari Tubuh Raffi Ahmad Secepat Itu karena Sudah Vaksin? Ini Penjelasan Dokter!

Risiko paling tinggi terjadi di restoran atau kafe indoor dengan ventilasi yang buruk.

Sementara dokter Tompi, melalui komentar di akun Twitternya, mengatakan "Makan 20 menit aja dijadikan lelucon, memang kita ini seneng bercanda."

"Tapi terlepas dari itu, saya menangkap maksud dari makan 20 menit itu bukan masalah waktunya, tapi penekanannya 'jangan berlama-lama' mengurangi risiko tertular, Biar idup lebih lama.” "Becanda boleh tapi jangan kebablasan…"

Menganggap warganet salah fokus, dokter yang juga penyanyi ini mengharapkan, dibandingkan menghujat dan berpikiran negatif soal kebijakan Pemerintah, sebaiknya fokus mencegah penularan Covid-19.

Penularan Covid-19 di warung makan memang dinilai dtinggi oleh kedua dokter ini.

Mencegah risiko lebih baik makanan dibungkus dan makan di rumah.
Kompas.com

Mencegah risiko lebih baik makanan dibungkus dan makan di rumah.

Adam pun menjelaskan, ada beberapa hal yang menjadi alasan penularan di tempat makan amat tinggi.

  • Makan dan minum harus melepas masker.
  • Seringkali perlu bersuara lebih keras di restoran atau kafe agar bisa terdengar, sehingga droplet lebih tinggi.
  • Situasi indoor dengan ventilasi buruk meningkatkan risiko penularan Covid-19.
  • Risiko sulit menjaga jarak aman dan terbentuknya kerumunan.
Adam lantas mengajurkan, lebih baik membeli makanan untuk dibawa pulang dan disantap di rumah.

Bisa juga memesannya lewat aplikasi online dan diantarkan langsung ke rumah.

Kita juga tidak dianjurkan makan bersama orang atau keluarga yang tidak tinggal serumah.

Jika terpaksa melakukannya, terapkan protokol kesehatan semaksimal mungkin untuk menekan risiko penyebaran virus.

Baca Juga: Kebersihan Jadi Pioritas, Robot Otonom yang Dilengkapi Sinar UV-C Ini Bisa Membantu Manusia Melakukan Disinfeksi Area

#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis

(*)

Editor : Maulina Kadiranti

Baca Lainnya

Latest