Ternyata hal tersebut bermula dari lingkungan sekolahnya saat itu.
Teman-teman Herjunot bisa memiliki banyak hal, sementara dia tak mampu mengikutinya karena kondisi keluarga.
"Gue itu berada pada satu titik dimana gue ada di lingkungan yang membuat gue tertekan.
Gue harus punya ini dan itu. Di saat 1998, keluarga banyak yang tumbang," ujar Herjunot, dikutip dari YouTube Daniel Mananta Network, Selasa (29/12/20).
Takut tak bisa mengikuti pergaulan di sekolah, Herjunot pun kerap menuntut pada orangtua untuk memenuhi kebutuhannya.
Namun, kala itu sang ayah justru menamparnya dengan ucapan pedas.
"Akhirnya keluar kata-kata, 'Lo enggak pintar, enggak ranking. Kerjaan lo ngabisin duit.
Kalau gue kasih uang Rp100 ribu ke anak tukang koran, uang itu bisa jadi uang lagi,'" kata Herjunot sambil tertawa.
"'Gimana lo mau hidupin orang lain suatu saat nanti kalau lo enggak bisa hidupin diri lo sendiri?'" lanjutnya masih menirukan ucapan sang ayah.