IDEAOnline-Tinggal di hunian sempit atau minimalis ternyata juga mampu membuat penghuninya lebih positive thinking.
Banyak penelitian yang mengatakan bahwa otak bereaksi positif terhadap hal yang bersifat simetris.
Maka dari itu, keseimbangan rumah dipastikan menjadi penentu reaksi otak penghuninya.
Tak hanya itu, bagi si pemilik rumah, lahan terbatas dan rumah yang mungil justru bisa menambah keintiman keluarga.
Tapi tetap saja ada kendala yang seringkali ditemukan apalagi saat tinggal di apartemen yang mungil.
Ruang apartemen yang kecil terkadang membuat suasana menjadi pengap, apalagi jika diisi dengan banyak furnitur.
Kini tidak perlu bingung, ternyata banyak hunian ramah lahan yang dapat menjadi inspirasi:
Apartemen 22 M karya INK Interior Design Studio
Perubahan demi perubahan dilakukan demi menghasilkan hunian kecil yang nyaman.
Ruang pertama adalah dapur dan ruang makan, sedangkan ruang kedua berisi ruang keluarga, kamar tidur, dan walk in closet yang menjadi satu kesatuan.
Kedua ruang utama tersebut dipisahkan oleh sebuah pintu kaca geser yang besar.
Warna juga turut ambil bagian dalam membantu ruang terasa lebih luas.
Itulah mengapa Helen memilih warna netral seperti abu-abu, putih, dan cokelat di apartemen ini.
Karena sifatnya yang netral, warna-warna ini mudah dipadukan dengan aksesori apa saja, sehingga apabila penghuni bosan, mereka cukup mengganti aksesorisnya untuk mendapatkan suasana yang baru.
“Selayaknya kita menyediakan ‘kanvas’-nya, dan penghuni yang mengisi ‘warna cat’-nya,” ucap Helen.
Itulah cara-cara yang Seniman Ruang lakukan dalam menjawab tantangan mendesain hunian mikro, yakni dengan mengubah layout, menggunakan furnitur kompak, serta menerapkan warna netral.
Apartemen 22 MMilik Aiken Setiawan & Anindya Harahap
Menyesuaikan dengan dana yang dimiliki,Aiken Setiawan dan Anindya Harahap akhirnya memutuskan untuk membeli apartemen mungil dengan ukuran 24 m2 di kawasan Bintaro.
Hampir seluruh furnitur, mulai dari kitchen set, lemari, rak, hingga meja kerja, semuanya Nindya kerjakan sendiri.
Idenya ia dapatkan dengan rajin-rajin melihat Pinterest. “Karena ruangannya kecil, jadi penting (menggunakan) furnitur custom agar ruangan tidak terasa sesak atau sempit,” ujarnya.
Nindya berpesan, jangan terintimidasi dengan kata custom yang memberikan kesan membuat bujet renovasi membengkak.
Justru, Nindya sudah membuktikan bahwa dengan membuat sendiri, bujet menjadi lebin minim.
Meskipun ia harus mengeluarkan usaha lebih seperti mencari material, memikirkan konsep, hingga datang langsung ke tukangnya.
Pertama adalah memperhatikan ketebalan dari furnitur, misalnya lemari atau kabinet yang memiliki ketebalan standar 60 cm.
Di ruangan kecil, ukuran ini akan terasa terlalu tebal sehingga memakan ruang. Nindya membuat furnitur dengan ketebalan 35-40 cm sehingga hasilnya lebih pas dan “manis”.
Gimana menurut IDEA lovers?
Cek berita seputar hunian dan inspirasi terkini di websitewww.ideaonline.co.id,Facebook IDEA Online,TikTok IDEAonline,Instagram @ideaonline,Instagram @tabloidrumah, danYoutube IDEA RUMAH.
#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis #ConsciousLivingIDEA #ConsciousLiving
(*)