IdeaOnline - Ikatan Arsitek Indonesia kembali menggelar pameran arsitektur Arch:ID dengan tema "Placemaking: Tolerance”.
Pameran ini berlangsung hingga 25 Februari 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang Selatan.
Kegiatan ini turut melibatkan berbagai pihak, mulai dari arsitek, pengembang tata kota, produsen bahan material konstruksi, serta dinas terkait.
Selain itu, hadir juga PT Conwood Indonesia bersama firma Arsitek Labo asal Bandung yang menghadirkan instalasi kolaborasi dengan nama “Sila”.
Dilansir dari rilis resmi, Jumat (23/2/2024), nama “Sila” memiliki dua arti, yakni mengundang secara hormat dan halus untuk masuk/hadir/duduk, dengan rendah hati mengajak semua untuk singgah.
Makna kedua, postur duduk di lantai dengan melipat dua kaki dan bersilang. Postur ini merupakan tanda kesopanan yang mengedepankan kebersamaan, kesederhanaan, informality, dan kesetaraan/egaliter.
Selain berkolaborasi dengan Firma Arsitek Labo, Conwood Indonesia juga berpartisipasi pada acara Talk Series Arch:ID dengan tema “Architecture with Green Philosophy and Sustainable Concept.”
Baca Juga: Hujan Bikin Dinding Jadi Rembes, Jangan Khawatir, Coba Lakukan Hal Ini
Partisipasi ini merupakan bagian dari bentuk kepedulian Conwood Indonesia akan masalah lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan kayu sebagai bahan dasar bangunan.
Lewat agenda ini, Conwood Indonesia mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan kayu guna menekan risiko perubahan cuaca ekstrim dan emisi karbon dioksida (CO2) bagi iklim dunia.
Sebagai gantinya, Conwood Indonesia menghadirkan produk pengganti kayu yang diproduksi dengan mengedepankan green philosophy.
General Manager Sales Conwood Indonesia Hedhy Kurnianti, green philosophy merupakan metode pembuatan produk berbasis zero waste.
Baca Juga: Pameran ARCH:ID Kembali Digelar, Kupas Masalah Identitas Arsitektur Indonesia
“Penggunaan bahan baku hingga proses akhir, semuanya ramah lingkungan. Ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan produk konstruksi yang berkelanjutan,” ujar Hedhy.
Pentingnya membangun kesadaran terhadap penggunaan bahan bangunan dengan label green product juga disampaikan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI) Tiyok Prasetyoadi.
“Material bangunan harus terus berinovasi untuk meningkatkan sumbangan terhadap keberlanjutan dan ekonomi sirkular. Conwood Indonesia adalah salah satu produk yang mengedepankan inovasi dalam produknya,” jelas Tiyok.
Selain mengutamakan keberlanjutan, Conwood Indonesia juga berpartisipasi aktif dalam menghadirkan inovasi material yang dikhususkan untuk fasilitas umum.
Material tersebut telah digunakan di berbagai lokasi, mulai dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Taman Tebet Eco Park, Taman Menteng, dan Taman Alun-alun Kota Depok.
Produk Conwood Indonesia juga digunakan untuk menunjang fasilitas publik, seperti Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) Phinisi dan halte di Jakarta.
Selain kebutuhan bisnis dan publik, Conwood Indonesia juga memiliki berbagai produk inovatif yang menggabungkan keindahan dan kemampuan kerja kayu asli dengan kekuatan dan daya tahan beton.
Ragam produk tersebut cocok digunakan untuk lokasi indoor dan outdoor di bangunan perumahan dan komersial dengan beragam aplikasi.
Salah satunya, aplikasi lisplang dan plafon, aplikasi dinding, aplikasi lantai, aplikasi dekoratif, dan aplikasi aksesori.