Follow Us

7 Bangunan Peninggalan Belanda Masih Kokoh Berdiri, Nomor 4 Terkenal Angker

Agnes - Jumat, 17 Agustus 2018 | 15:15
Gereja Katedral
easybook

Gereja Katedral

IDEAonline - Dijajah Belanda dalam kurun waktu yang lama ternyata tidak hanya membuat rakyat Indonesia menderita berkepanjangan.

Efek lainnya Indonesia memiliki banyak peninggalan dari zaman kolonial Belanda.

Salah satunya adalah bangunan bersejarah yang juga turut menjadi saksi bisu penderitaan rakyat Indonesia dan menjadi saksi bagaimana pemerintahan berpindah tangan melalui segenap perjuangan.

Baca juga: Fakta-fakta Istana Negara, Bangunan Belanda dengan Bergaya Arsitektur Romawi Kuno

Setelah lama meninggalkan Indonesia, bangunan yang turut menjadi tonggak sejarah masih tetap kokoh berdiri menatap dan menjadi bagian keseharian rakyat Indonesia.

Bahkan bangunan-bangunan ini tidak kalah gagah dengan bangunan yang lebih modern.

Mereka bisa bersaing dengan kemegahan ala arsitektur Eropa yang dimilikinya, meskipun ada yang sudah didirikan lebih dari seratus tahun yang lalu.

Berikut ini merupakan tujuh bangunan peninggalakan kolonial Belanda yang masih berdiri kokoh di Indonesia.

Baca juga: 4 Tips Jitu Memilih Kitchen Set Biar Nggak Bingung Lagi

Museum Sejarah Jakarta atau Musem Fatahillah
kompas

Museum Sejarah Jakarta atau Musem Fatahillah

1. Museum sejarah Jakarta

Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah dibangun pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johan Van Hoorn pada 1707.

Pembangunan selesai 3 tahun kemudian pada 1710. Bangunan ini dulunya merupakan Balai Kota Batavia tempat Gubernur Jenderal bertugas.

Museum Sejarah Jakarta ternyata memiliki kembaran.

Kembarannya adalah Istana Dam yang ada di Belanda.

Arsitektur dan desainnya juga sengaja dibuat menyerupai Istana Dam.

Baca juga: Tak Punya Taman Karena Lahan Terbatas, Manfaatkan Tembok Sebagai Penghijauan Saja!

Gereja Katedral
easybook

Gereja Katedral

2. Gereja Katedral

Gereja Katedral diresmikan pada 1901 dan dibangun dengan menggunakan gaya arsitektur neogotik dari Eropa. Gereja ini diarsiteki oleh Pastor Antonius Dijkmans.

Namun baru 7 bulan pembangunan sempat terhenti.

Marius J. Hulswit akhirnya melanjutkan pembangunannya tanpa mengubah blue print dari Pastor Antonius.

Gereja yang bernama resmi Santa Maria Pelindung Diangkat ke Surga ini walaupun memiliki gaya arsitektur khas Eropa, berbeda dengan gereja di Eropa.

Jika gereja Katedral pada umumnya menggunakan batuan alam, Katedral Jakarta justru menggunakan batu bata.

Walaupun sudah berusia lebih dari 100 tahun, sudah terbukti bahwa bangunan Gereja ini sangat kokoh.

Baca juga: Tak Banyak yang Tahu Ternyata Ini Dia Kegunaan Lain Garam Dapur!

Gedung balaikota lama
situsbudaya

Gedung balaikota lama

3. Gedung Balaikota Lama

Gedung Balaikota Lama yang terletak di Medan masih bisa berdiri kokoh walaupun sudah berusia tua.

Sama seperti Katedral Jakarta, arsitek gedung ini adalah Hulswit dan dibangun pada tahun 1906.

Seperti halnya bangunan Belanda lainnya, gedung balai kota ini memiliki gaya arsitektur Eropa.

Pada rentang tahun 1945 hingga 1990, gedung ini berfungsi sebagai Balai Kota Medan.

Namun kini bangunan yang berlokasi di Jalan Balai Kota No. 1 Kota Medan ini sudah menjadi bagian dari hotel dan difungsikan sebagai restoran.

Baca juga: Stefan William Menang Adu Panco Lawan 8 orang, Ini Dia Rumah Berkonsep Tropis Miliknya

Lawang Sewu
tribunnews

Lawang Sewu

4. Lawang Sewu

Dibangun pada 1904 dan selesai pada 1907, awalnya Lawang Sewu dibangun sebagai kantor Nederlands-Indishce Spoorweg Maatschappij atau NIS.

Berlokasi di Semarang, Jawa Tengah, gedung ini memperlihatkan kemegahan dan kegagahannya sebagai salah satu bangunan peninggalan Belanda.

Disebut Lawang Sewu karena bangunan ini memiliki banyak pintu, walaupun sesungguhnya pintunya tidak mencapai seribu.

Setelah kemerdekaan. bangunan kuno ini dipakai untuk Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer dan Kantor Wilayah Kementrian Perhubungan Jawa Tengah.

Lawang Sewu terkenal dengan suasana yang angker, bahkan menjadi destinasi wisata mistis.

Namun sejak pemerintah Semarang melakukan pemugaran besar-besaran, gedung ini menjadi destinasi wisata wajib di Semarang yang menakjubkan.

Baca juga: Foto Rumah Kim Jong Un Terungkap! Inilah Tampilannya

Istana Negara
kompas.com

Istana Negara

5. Istana Negara

Istana Negara yang terletak di Jakarta Pusat ini dibangun pada 1796 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Pieter Gerardus van Oversraten.

Awalnya gedung ini merupakan rumah peristirahatan milik pengusaha Belanda J.A van Braam.

Pada 1821, pemerintah kolonial menggunakan bangunan ini sebagai pusat kegiatan pemerintahan serta tempat tinggal para Gubernur Jenderal.

Kini, bangunan peninggalan kolonial yang memiliki gaya arsitektur Yunani Kuno ini masih difungsingkan sebagai tempat kegiatan kenegaraan.

Baca juga: Mengintip Rumah Beraksen Hijau Tosca Milik Babah Djiaw, Saksi Sejarah Jelang Kemerdekaan RI

Gedung BI Cirebon
blogspot

Gedung BI Cirebon

6. Gedung Bank Indonesia di Cirebon

Pada masa penjajahan Belanda, gedung yang dibuka sejak 31 Juli 1866 ini difungsikan sebagai Kantor Cabang De Javacsche Bank (DJB).

Gedung yang terbilang sangat megah ini dirancang oleh arsitek F.D Cuypers dan Hulswit.

Terletak di Jalan Yos Sudarso No. 5 kota Cirebon, gedung ini memiliki keunikannya tersendiri yaitu hanya memiliki satu menara tidak seperti gedung lainnya yang memiliki dua menara.

Baca juga: Mau Istirahat di Kamar Tidur Lebih Tenang? Pakai Warna Lampu Ini

Istana Bogor
kompas

Istana Bogor

7. Istana Kepresidenan RI Bogor

Terkesima melihat pemandangan dan ketenangan dari desa kecil di wilayah Bogor, membuat Gubernur Jenderal Van Imhoof membangun istana di Bogor pada 1744.

Istana yang memiliki nama asli Istana Buitenzorg ini dibuat menyerupai Blehheim Palace di Oxford, Inggris.

Keseluruhan kompleks istana ini memiliki luas 1,5 hektar Pada tahun 1950, setelah Indonesia merdeka istana ini resmi menjadi salah satu dari Istana Presiden Indonesia.

Pada 1968, Istana Bogor resmi dibuka untuk umum atas restu dari Presiden saat itu, Presiden Soeharto. (*)

Editor : Alfa

Baca Lainnya

Latest