Setelah Perang Wawane dan Perang Kapaha, Belanda yang berhasil menguasai Tanah Hitu pun memakasa masyarakat yang tinggal di gunung untuk turun ke pesisir.
Hal ini dilakukan agar memudahkan pengawasan. Dengan adanya aturan ini, Masjid Wapauwe pun juga ikut dipindah ke lokasi saat ini (Kaitetu).
Pemindahan masjid yang terjadi pada tahun 1664 tersebut dikenal sebagai tahun berdirinya Negeri Kaitetu.
Baca Juga: Luar Biasa, Ruko Ini Dijual dengan Harga Ratusan Miliar Rupiah
Baca Juga: Beda di Bumi, Inilah Konsep Rumah di Planet Mars yang Tak Diduga
Arsitektur masjid Masjid ini dibangun dari material kayu, dengan luas yang hanya 10 x 10 meter.
Salah satu ciri khas yang ada di masjid ini adalah penggunaan gaba-gaba atau pelepah sagu dan rumbia sebagai atapnya. Dinding masjid terbuat dari papan dan batang daun sagu.
Bagian utama ditopang oleh empat tiang, sedangkan sekeliling dindingnya ditopang dengan 12 buah tiang.
Struktur bangunan juga unik.
Baca Juga: Teras Belakang dengan Nuansa Etnik, Bikin Kumpul Jadi Lebih Asyik
Apabila dilihat dari samping, maka bangunan akan terlihat miring. Kemiringan ini tampak pada bagian kubah yang tidak simetris dengan bentuk masjid.