“Rumah dengan konsep etnik dan bercita rasa desa ini, kami anggap yang paling pas dan nyaman,” ucap Djoko.
Baginya, ada semacam kerinduan yang tidak mereka peroleh saat tinggal di rumah dengan konsep modern.
Konsep Kuat Kuatnya aura etnik dengan nuansa pedesaan ini sangat terasa walau kaki belum melangkah ke bagian dalam rumah.
Tampilan fasad hasil renovasi benar-benar berubah menjadi etnik.
Dari kejauhan, pagar bermaterialkan batu kali yang dikolaborasikan dengan kayu bantalan rel kereta api menjadi elemen pertama yang menyapa tamu yang berkunjung.
Dinding utama fasad yang awalnya dari pasangan bata berplester diubah menjadi dinding bata ekspos.
Begitu juga dengan lantainya.
Lantai jalan masuk dari luar menuju ke dalam bangunan, dibuat dari bantalan rel kereta yang dikombinasikan dengan batu alam berjenis koral seukuran kepalan tangan anak-anak.
Sedangkan lantai terasnya dilapisi tegel asal Yogyakarta yang dipadupadankan dengan paving block.
Konsep etnik ini makin dikuatkan dengan kehadiran furnitur meja dan kursi kayu “jebak” tempo dulu yang diletakkan di teras dan pintu gebyok asli Ngawi, Jawa Timur.