Sempat Disangka Penyuka Sesama Jenis, Host Terkenal Ini Gegerkan Publik dengan Pernikahannya, Intip Huniannya yang Unik Banget!

IDEAonline - Rabu, 11 Maret 2020 | 17:35

IDEAonline - Presenter sekaligus komedian berdarah Tiongkok, Edric Tjandra sempat menjadi topik terhangat yang diperbincangkan netizen.

Setelah lama menghilang, pria yang kerap tampil centil ini ternyata sudah memiliki kekasih dan baru saja menikah tahun lalu

Wanita cantik yang sukses mencuri hati Edric ini bernama Venny.

Sebelumnya dikutip dari beberapa sumber, Edric jarang terlihat bersama dengan wanita atau membawa kekasih. Beberapa orang mengira Edric penyuka sesama jenis.

"Kalau saya sih sebenarnya dinilai apa pun oleh orang itu penilaian orang."

"Tapi saya sendiri secara pribadi tahu hubungan saya pribadi seperti apa. Jadi saya nggak mau gembar-gembor. Saya memang orang yang suka punya pasangan lebih privat," ungkap Edric.

Hunian miliknya

Memadukan beberapa tema desain dalam hunian menjadi pilihan Edric Tjandra.

Hasilnya, hunian berkonsep eklektik dengan gaya kasual khas jiwa muda.

Keinginan untuk memiliki hunian yang nyaman tentu menjadi impian semua orang, tak terkecuali bagi presenter dan komedian Edric Tjandra.

Pria kelahiran 1985 ini rupanya sudah lama mendambakan tempat tinggal yang tidak hanya nyaman bagi dirinya, tetapi juga keluarga dan kerabat yang datang berkunjung.

“Bagi saya, rumah bukan sekadar tempat beristirahat dan melepas lelah setelah pulang kerja, tapi juga bisa untuk tempat kumpul yang seru.

Makanya, ada beberapa bagian dari rumah saya yang memang dibikin senyaman mungkin, agar siapa pun yang datang merasa betah,” jelas Edric.

Mewujudkan hal tersebut, Edric mengubah beberapa layout dan desain ruangan menjadi lebih dinamis dan tampil kekinian.

Memasuki pintu utama, sebuah ruang makan yang kental dengan nuansa modern menyambut.

Ini terlihat dari furnitur yang digunakan pada ruangan berukuran 2,5 m x 3 m tersebut.

Satu set meja makan kayu tua tampil memikat berkat kombinasi material besi sebagai rangkanya.

Untuk memperkuat kesan modern, Edric menambahkan aksesori lain berupa lampu gantung spider dengan material serupa.

Agar tak monoton, 2 buah kursi hitam berbahan beledu ditempatkan pada salah satu sisi meja.

Warnanya disesuaikan dengan rangka besi yang melekat pada lampu dan meja.

Bukan saja memberi kenyamanan, kursi bersandaran tinggi tersebut juga mampu menghadirkannuansa yang berbeda pada ruangan.

Hunian Nyaman Edric Tjandra Bergaya Eklektik Kasual Khas Jiwa Muda

Meski terlihat modern, Edric tetap ingin menciptakan suasana kasual melalui aplikasi kursi bakso yang diposisikan pada bagian luar meja makan.

Menurutnya, kursi kayu tersebut dapat memecah kesan kaku yang kerap timbul pada ruang berkonsep modern.

Tak sampai di situ, hal menarik lainnya hadir dari sebidang dinding di belakang kursi hitam.

Jika pada kebanyakan keluarga menempatkan lambang keagamaan dalam bentuk lukisan berbingkai, lain halnya dengan Edric.

Ia justru membuatnya tampil lebih besar hingga menutupi seluruh bidang dinding sebagai hiasan ruangan.

“Awalnya sempat bingung mau cari hiasan apa di bagian dinding ini, karena kalau polos begitu saja kan kurang bagus.

Setelah berpikir panjang, saya putuskan untuk membuat digital printing bergambar Perjamuan terakhir ini.

Bukan cuma sekedar menjadi hiasan, saya rasa tema dari gambar ini juga pas bila ditempatkan di area ini,” paparnya.

Menjadikan ruang makan sebagai area utama dalam hunian, saat ini bukanlah hal yang aneh.

Sebab, alasannya bukan sekadar inovasi desain, namun juga merupakan representasi gaya hidup dan karakter seseorang.

Penerapan konsep layout seperti ini, biasanya menunjukan bahwa sang pemilih rumah adalah pribadi yang senang menjamu dan bersosialisasi.

Begitu pula dengan Edric. Meski disibukkan dengan jadwal shooting yang padat, Edric rupanya kerap meluangkan waktu untuk berkumpul dengan para sahabat dan keluarga di rumah.

“Rumah itu sangat pribadi bagi saya. Jadi, tamu-tamu yang datang ke rumah saya adalah mereka yang memang sudah dekat dengan saya, that is why, kenapa langsung meja makan.

Karena, membawa orang ke meja makan berarti memang orang-orang tersebut sudah dekat dengan kita.

Teman-teman yang datang, bisa langsung duduk di sini, lebih comfy.

Dan sirkulasi udaranya juga lebih enak di sini,” ujar Edric.

Santai sore di ruang keluarga

Menerus ke dalam, pada sisi kanan ruang terdapat area living yangbersebelahan dengan teras dan taman mini.

Ruangan berukuran 3,5 m x 3,5 m tersebut tampil dengan kombinasi vintage dan pop.

Sentuhan vintage hadir lewat pilihan furnitur yang difungsikan sebagai meja TV.

Meja dengan kaki ukir bermotif Union Jack menjadi point of interest pada ruang ini.

Sementara, kesan pop hadir melalui 4 pajangan yang menempel pada dinding abu-abu dan beberapa mainan yang sengaja ditempatkan pada beberapa sudut ruangan.

Ruangan ini kerap digunakan Edric untuk bersantai sore sambil menyaksikan tayangan favoritnya di televisi, jika sedang tidak bekerja.

Karena posisinya berdampingan dengan teras, ruangan ini memiliki pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik.

Sinar matahari dapat masuk melalui jendela yang berada di sisi kiri ruang.

Saat pesta barbeque di teras samping, jendela-jendela tersebut dapat dibuka, dan seketika ruangan ini berubah menjadi “ruang makan” yang menyenangkan.

Kenyamanan di ruang Pribadi

kamar tidur atau area pribadi sejatinya menjadi tempat yang paling nyaman di dalam rumah.

Beragam cara dilakukan untuk menghadirkan suasana yang diinginkan, mulai dari membuat desain yang sesuai, pemilihan warna, menambahkan furnitur, hingga melengkapinya dengan segala atribut penunjang kebutuhan sehari-hari.

Edric rupanya tahu betul bagaimana cara membuat ruang pribadinya menjadi lebih menyenangkan.

Ruangan yang berada di lantai atas tersebut awalnya merupakan 2 kamar, yang kemudian didesain ulang menjadi sebuah master bedroom untuknya.

Pada sisi paling kanan terdapat 2 ruangan, yaitu ruang tidur dan walk in closet.

Menilik lebih dalam, ruang tidur seluas 4 m x 4 m tersebut hanya dilengkapi dengan sebuah tempat tidur, side table, dan TV.

Di ruang yang didominasi warna abu-abu tua itu, Edric banyak meletakan miniatur mainan favoritnya pada beberapa sudut kamar.

Ia juga menghadirkan nuansa romantis melalui pantulan cahaya temaram yang keluar dari balik headboard berwarna hitam.

Ruang yang bersisian dengan walk in closet tersebut dipisahkan dengan sebuah dinding pembatas yang lebarnya hanya 1 m.

Dinding itu didominasi dengan kaca, sehingga bukan saja memberi kesan luas dan ilusi tak berpenghalang, namun juga menjadi sekat yang membedakan ruangan yang satu dengan lainnya.

Tak sampai di situ, Edric juga melengkapi fasilitas kamarnya dengan kamar mandi pribadi.

Kamar mandi yang didominasi warna hitam dan abu-abu ini juga merupakan hasil renovasi yangmenggabungkan 2 kamar mandi.

Pada setiap sudutnya, Edric tak lupa memajang beberapa koleksinya sebagai aksen yang menarik.

Artikel ini tayang di majalah IDEA edisi 143

(*)