IDEAOnline-Sejak diumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia yang menmpa ibu dan anak di Depok pada (2/3/2020), sampai hari ini Covid-19 masih menjadi fokus perhatian pemerintah Indonesia, baik upaya pencegahan dan menghentikan penularan hingga penyembuhan pasien yang terinfeksi.
Berbagai penelitian dilakukan oleh ahli terkait virus SARS-CoV-2 peyebab Covid-19 ini, baik penelitian dan pengembangan untuk vaksinnya, dan sejumlah penelitian lain.
Termasuk penelitian yang dilakukan olehLembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman yang berhasil memetakan materi genetik virus corona SARS-CoV-2 yang menginfeksi tiga pasien Covid-19 di Indonesia.
Diberitakan sebelumnya, sekuensing atau pengurutan materi genetik virus ini berguna untuk lebih memahami karakteristik virus corona baru dan pada akhirnya membantu mengembangkan vaksin virus yang tepat.
Ketiga isolat virus corona yang berhasil disekuensing itu memiliki ID GISAID: Indonesia/JKT-EIJK2444/2020,Indonesia/JKT-EIJK0317/2020, dan Indonesia/JKT-EIJK0141/2020.
Ketiganya sudah dikirim ke portal Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) untuk dianalisis dan dapat dilihat semua orang.
Portal GISAID merupakan inisiatif kerjasama antara pemerintah Jerman dengan organisasi nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan akses terhadap berbagai informasi genetik virus-virus yang menyebabkan epidemi seperti flu.
Dari pemetaan materi genetik virus corona yang telah dianalisis LBM Eijkman, kemudian diketahui dari mana asal transmisi virus corona baru di Indonesia.
Salah seorang peneliti post doktoral LBM Eijkman, Pradiptajati Kusuma, pun menerangkan lebih lanjut transmisi virus corona di Indonesia.
Sebelumnya Pradipta mengingatkan bahwa pemetaan yang dilakukan berdasarkan data yang terkumpul.
Seiring dengan data yang terkumpul, maka interpretasinya bisa berkembang.
Pradipta meninjau analisis global dari institusi atau organisasi lain untuk melihat asal muasal sampel virus corona Indonesia.
Organisasi yang ditinjaunya bernama Nexstrain.
Salah satu organisasi yang menurutnya sangat baik dalam mengkurasi data di GISAID, menganalisis, dan memvisualisasikannya.
"Data yang ini, dari ketiga (virus) yang disekuensing, memiliki riwayat transmisi yang berbeda-beda," kata Pradipta kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu (6/5/2020).
Meski transmisi perjalanan virus corona yang ditemukan dalam sampel tiga pasien berbeda, semua asalnya dari China.
"Semua tetap berasal dari China, tapi kemudian perjalanan dari masing-masing sampel virus tersebut berbeda."
Baca Juga: Separah Apa Pandemi Covid-19 Menghantam Bisnis Properti Khususnya Apartemen? Ini Gambarannya!
Perjalanan Masing-masing Sampel Virus
Berikut adalah kisah perjalanan masing-masing sampel.
1.Sampel virus ID Indonesia/JKT-EIJK2444/2020
Pradipta menjelaskan, sampel virus dengan nama EIJK2444 sebelum berada di Indonesia, virus tersebut memiliki kemiripan dengan virus yang ada di Jepang.
"Jadi (EIJK2444) awalnya dari China, kemudian menuju Australia, terus kemudian menuju ke Jepang, dan dari Jepang menuju ke Indonesia," ungkapnya.
Pada akhirnya, virus ID EIJK2444 memiliki mutasi unik asam amino pada protein S posisi 76, dari Threonine menjadi Isoleucine.
2. Sampel virus ID Indonesia/JKT-EIJK0317/2020
Untuk sampel virus EIJK0317, memiliki kemiripan dengan virus yang ada di Uni Emirat Arat.
"Sedangkan yang EIJK0317, virus berasal dari Uni Emirat Arab. Awalnya virus itu (berasal) dari China, menuju Inggris, kemudian AS, ke Uni Emirat Arab, dan berakhir di Indonesia," terangnya.
Pada akhirnya, virus EIJK0317 memiliki mutasi unik asam amino pada protein ORF1a posisi 461 dari Isoluecine menjadi Valine.
3. Sampel virus ID Indonesia/JKT-EIJK0141/2020.
Terakhir, sampel virus EIJK0141 memiliki kemiripan dengan virus yang ada di AS.
"Kemudian yang satunya, sampel EIJK0141 virus berasal dari AS.
Jadi mulanya dari China, menuju Inggris, kemudian AS, dan berakhir di Indonesia," ungkapnya.
Pada akhirnya virus ID EIJK0141 memiliki mutasi unik asam amino pada protein ORF1a posisi 2103 dari Serine menjadi Phenilalanine.
Dari hasil analisis transmisi tersebut, kata Pradipta, terdapat tiga introduksi yang berbeda.
Perpindahan tersebut apakah berasal dari perpindahan orang dari suatu negara ke negara lain?
Dari apa yang disampaikan Pradipta, ketiga sampel virus corona di Indonesia semua berasal dari China dan kemudian melakukan perjalanan ke banyak negara.
Kemudian muncul pertanyaan, apakah virus ini dibawa oleh orang asing yang pergi ke suatu negara kemudian menyebarkan virus, atau bagaimana?
Dikatakan Pradipta, pertanyaan tersebut belum dapat diketahui.
Karena hingga saat ini para peneliti memetakan asal virus tersebut berdasarkan sudut pandang genetika virusnya.
Atau dengan kata lain, peneliti melihat virus dari kemiripan dengan sejarah evolusi pada virus-virus yang disampling dari negara-negara tersebut.
"Bagaimana virus itu berjalan kita belum tahu," kata Pradipta.
"Misal, bisa jadi orang China yang datang ke Australia atau dari orang Australia yang ada di China," paparnya.
Karena datanya juga terbatas, bisa jadi antara China dan Australia sebenarnya terdapat negara-negara lain yang tidak tersampling di sini.
"Maka, data riwayat kontak dan perjalanan itu menjadi krusial dalam menginterpretasi lebih jauh," tutupnya. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "Virus Corona SARS-CoV-2 di Indonesia, dari Mana Asalnya?”
(*)
#BerbagiIDEA #Berbagicerita#BisadariRumah#GridNetwork