Follow Us

3 Prinsip Membuat WOHO, Solusi Cerdas Jaga Privasi dan Produktivitas

Johanna Erly Widyartanti - Jumat, 10 Juli 2020 | 09:30
Pemisahan akses dilakukan pada desain WOHO untuk menjaga privasi penghuni rumah dan pekerja.
Foto Teddy Yunantha Properti Ecotects, Cilandak, Jakarta SelatanCTS, CILANDAK, JAKARTA SELATAN

Pemisahan akses dilakukan pada desain WOHO untuk menjaga privasi penghuni rumah dan pekerja.

IDEAOnline-Sejak sebelum wabah Covid-19 ada, banyak orang sudah berpikir tentang pilihan berkantor di rumah.

Alasannya pun masuk akal.

Dalam sehari minimal 12 jam dihabiskan di luar rumah dan waktu untuk keluarga pun menjadi pendek.

Jarak tempuh yang cukup jauh antara rumah dan kantor, membuat mereka kehabisan banyak waktu untuk bekerja di luar rumah.

Di sisi lain, era digital yang makin berkembang juga menuntut penyesuaian bisnis properti, termasuk ruang kantor.

Dua hal inilah yang menjadi mendorong munculnya muncul konsep baru perkantoran yang dianggap sesuai dengan tuntutan kaum milenial, yaitu Work Office Home Office (WOHO).

Dua fungsi ruang, untuk tempat tinggal dan berkantor dalam satu tempat, tentu butuh penyiasatan tersendiri agar keduanya, baik bertinggal maupun bekerja dapat nyaman.

Inilah beberapa hal yang harus diperhatikan saat membuat WOHO.

Baca Juga: Ingin Tetap Bekerja Tanpa ke Kantor Pasca-pandemi? Simak Tips Berikut

Ilustrasi ruang rapat pada WOHO memiliki view taman di samping rumah.
FOTO TEDDY YUNANTHA PROPERTI ECOTECTS

Ilustrasi ruang rapat pada WOHO memiliki view taman di samping rumah.

1. Bukan Bisnis Retail

Disampaikan oleh Denny Setiawan dari Studio Denny Setiawan, WOHO sesuai artinya, Working Office Home Office adalah sebuah tempat di mana aktivitasnya adalah pekerjaan “kantor”, bukan retail secara langsung.

WOHO cocok untuk usaha-usaha yang untuk menggapai marketnya, cenderung tidak mengharuskan memiliki tempat yang strategis dan terlihat secara umum.

Karenanya, WOHO dapat dihadirkan baik di landed house maupun di bangunan bertingkat (apartemen).

Mereka yang memilih WOHO tentunya yang mendambakan kepraktisan dalam bekerja.

Kebanyakan dari mereka adalah yang berbisnis kreatif, start-up, atau toko online, dan jenis bisnis lainnya.

“Meski memungkinkan didatangi konsumen secara langsung, tetapi WOHO tidak menjual produknya di tempat itu.

Proses administrasi, pembukuan keuangan, pekerjaan kantor lainnya lah yang dilakukan di kantor,” jelas Denny seraya mencontohkan studio konsultan dan desain miliknya yang juga merupakan contoh WOHO.

Menurut Denny, biasanya konsep ini disukai oleh mereka yang secara umur lebih muda atau bisa kita sebut generasi milenial, meski generasi sebelumnya pun banyak saat ini yang melakukan.

Tak jauh berbeda, pendapat dari Hezby Ryandi, desainer Delution.

Menurutnya para enterpreneur muda yang ingin memiliki kantor secara lengkap tetapi effisien ini ,kebanyakan adalah enterpreneur millenials.

Baca Juga: Saat Berkantor di Rumah Jadi Piihan, Mau Bikin WOHO atau SOHO?

Tak perlu lokasi strategis, WOHO bisa di dalam kompleks perumahan.
FOTO TEDDY YUNANTHA PROPERTI ECOTECTS

Tak perlu lokasi strategis, WOHO bisa di dalam kompleks perumahan.

2. Desain Fungsional & Estetis

Denny mengatakan, desain yang diterapkan pada WOHO harus memfasilitasi kegiatan bekerja yang memadai, mulai dari pemilihan furnitur, pengelolaan instalasi, pengudaraan dan pencahayaan yang baik, yang sesuai standar orang bekerja.

Saat ini pilihan furnitur kantor dan perlengkapan yang bisa diaplikasikan di WOHO sangatlah banyak.

Zaky Makarim, Senior Division Manager PT Datascrip, mengatakan prinsip memilihnya adalah memenuhi kebutuhan dalam bekerja.

Zaky pun mencontohkan perlunya memakai akustik panel yang membantu para pekerja yang ingin kesunyian dalam bekerja sehingga bisa lebih fokus.

Atau masalah kabel yang sering bikin ruang tak rapi.

Sekarang banyak dijual simtem pemasangan kabel yang sangat mudah dan bisa dipasang baik di bawah meja atau di atas meja.

“Jadi meski ada kantor di rumah, kerapian rumah sekaligus kantor tetap terjaga,” ujarnya.

Dari pertimbangan estetika ruang hunian maupun kantor, saat ini juga telah tersedia banyak furnitur yang tampil dengan aneka warna dan bahan.

“Jadi bukan warna kayu saja yang membalut furnitur seperti yang biasa ada di perkantoran pada umumnya, tapi warna-warna solid colourful yang menarik pun ada, sehingga bisa disesuaikan dengan interior ruang.

Begitupun frame meja atau kursi tak melulu dari besi tetapi ada yang dari kayu,” tambah Zaky.

Baca Juga: Memanfaatkan Teknologi untuk Sehatkan Ruang, Salah Satu Cara Cegah Penyakit Pernapasan yang Bisa Perburuk Penderita Covid-19

Ilustrasi WOHO di apartemen One Parc Puri, perbedaan lantai untuk kantor dan hunian.
Properti One Parc Puri

Ilustrasi WOHO di apartemen One Parc Puri, perbedaan lantai untuk kantor dan hunian.

3. Jaga Privasi dengan Membedakan Akses

Hezby Ryandi mengingatkan, prinsip paling utama dalam WOHO, adalah zoning space antara fungsi ruang kerja dan ruang tempat tinggal yang secara jelas harus terpisah.

Ini adalah bentuk penjagaan privasi masing-masing fungsi.

Sedangkan fasilitasnya sendiri akan disesuaikan dengan fungsi yang mendukung masing-masing ruang dan bidang usaha.

Adapun untuk layout ruangnya, yang terpenting adalah prinsip zoning yang terpisah secara jelas antara kantor dan tempat tinggal.

Hal ini supaya tidak terjadi saling menggangu privasi masing-masing, baik oleh penghuni rumah maupun pemilik apartemen.

Karena kantor memiliki jam kerja tertentu, sementara kegiatan penghuni rumah tidak bisa diatur jamnya.

Penghuni rumah yang yang lalu lalang tentu akan mengganggu konsentrasi kerja.

Sebaliknya, tamu-tamu kantor dapat mengganggu ketenangan penghuni rumah.

Dengan pemisahan akses maka privasi penghuni untuk WOHO pun lebih terjaga.

Baca Juga: Tagihan Listrik Naik selama WFH? Ini Dua Cara Cerdas untuk Menghemat

#BerbagiIDEA #Berbagicerita #BisadariRumah #GridNetwork

(*)

Editor : iDEA

Baca Lainnya

Latest