Mengenai 3 R, ramai-ruangan-rapat, masyarakat perlu menghindarinya karena 3 kondisi tersebut berpotensi menjadi tempat penularan.
Masyarakat, menurutnya perlu menghindari ruangan yang ventilasinya buruk, menghindari tempat yang diisi oleh banyak orang, dan tempat di mana banyak orang duduk atau berada berdekatan.
Senada dengan Dicky, Epidemiolog Universitas Gadjah Mada Bayu Satria Wiratama mengatakan pada penularan airborne, virus bisa bertahan di udara dalam jangka waktu lama.
"Bahayanya airborne, kita bisa tertular walaupun orangnya udah enggak ada. Kalau droplet dibutuhkan kontak langsung. Kecuali ketika batuk," ujarnya.
Sedangkan droplet cenderung jatuh ke bawah, karena biasanya menempel pada media.
Droplets berupa dahak atau cairan saluran pernapasan.
Ada juga droplets yang bisa bertahan cukup lama di udara, yang disebut aerosolisasi. Pada kondisi ini ukuran droplets sangat kecil sehingga ringan dan bisa bertahan lama di udara.
"Saat batuk ada kemungkinan terbentuk droplet yang samgat ringan dan bisa bertahan cukup lama di udara walaupun tidak selama airborne murni. Nah ini yang diduga mulai muncul di Covid-19," kata Bayu.
Dia juga mengatakan bahwa penggunaan masker dan jaga jarak masih diperlukan.
Pada masyarakat umum, sebaiknya menggunakan masker katun atau masker bedah jika ada.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Virus Corona Menular Lewat Droplet dan Airborne, Apa Bedanya?
#berbagioIDEA