Berat jenisnya 0,77—0,86 pada kadar air sekitar 15%.
Meski tergolong kayu keras, kayu sonokeling cukup mudah untuk diproses, seperti dipotong, digergaji, diukir, dan diampelas.
Karakter ini menjadikan kayu sonokeling banyak digunakan sebagai bahan baku produk olahan kayu dnegan kualitas bagus.
4. Tahan serangan rayap
Tidak hanya itu, kayu sonokeling termasuk kayu awet.
Berdasarkan kliasifikasi keawetannya, kayu ini berada dalam satu kelas dengan kayu jati, yaitu kelas awet I (sangat awet).
Ini menunjukkan kayu sonokeling memiliki ketahanan yang cukup tinggi terhadap serangan jamur, rayap, bubuk, atau serangga perusak kayu jainnya, meskipun tanpa diberi bahan pengawet kayu terlebih dahulu.
Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif (semacam getah) yang dihasilkan oleh kayu itu sendiri, yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu, seperti rayap.
Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat bagian tepi atau pinggir kayu (sering disebut kayu gubal) berubah menjadi kayu teras (inti kayu).
Karakter ini sangat ideal untuk pembuatan furnitur.
Baca Juga: Terlalu Banyak Kayu Solid di Pasaran, Tilik 6 Jenis yang Moncer dan Karakternya!