IDEAonline -Beberapa waktu belakangan ini, pandemi Covid-19 kian menggila di Tanah Air.
Bagaimana tidak, kasus positif Covid-19 yang terjadi mencapai puluhan ribu setiap harinya.
Selain karena imbas dari mudik, kondisi tersebut disebut-sebut disebabkan lantaran virus corona varian delta.
Program vaksinasi sedang digalakkan oleh Pemerintah.
Apakah IDEA lovers sudah melakukan vaksinasi covid 19?
Kini IDEA loverstak perlu khawatir, jika inginmendaftar program vaksinasi gratis dari pemerintah cukup dari rumah saja.
Hanya berbekal handphone dan kuota internet, masyarakat bisa mendaftar via online.
Simak yang sudah dirangkum olehGridhealth.id caranya:
Cara Mendaftar Vaksinasi Covid 19 Secara Online
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa masyarakat dapat mengikuti vaksinasi massal, pendaftaran vaksinasi massal dapat dilakukan secara online.
"Untuk pendaftaran bisa melalui info flyer, website dinas kesehatan setempat, ataupun website https://vaksin.loket.com, atau aplikasi Peduli Lindungi, atau dengan walk in," ujar Nadia.
Caranya:
Baca Juga: Banyak yang Belum Tahu Vitamin D Punya Manfaat Menakjubkan, jika Kekurangan Ini Akibatnya!
Baca Juga: Menyesal Baru Tahu, Terbongkar Alasan Ahli Sarankan Minum Teh Hijau Usai Vaksinasi Covid-19
Kunjungi vaksin.loket.com
- Klik lokasi yang ingin dipilih untuk vaksin
- Pilih tanggal kedatangan
- Pilih jam kedatangan
- Isi data dengan lengkap
- Pendaftaran selesai.
Setelah mendaftar, bisa mengecek status pendaftaran melalui aplikasi Peduli Lindungi.
Adapun syarat vaksinasi Covid-19 bagi yang berusia 18 tahun ke atas, yaitu:
1. Wajib membawa KTP dan khusus WNI.
2. Peserta berumur 18-49 tahun wajib membawa KTP DKI Jakarta atau KTP non-DKI.
3. Wajib hadir 15 menit sebelum jadwal kedatangan yang ada di e-voucher. Untuk menghindari kerumunan, jangan datang terlalu cepat atau terlalu lambat dari jam penjadwalan.
4. Tetap menjaga protokol kesehatan selama di area vaksinasi.
5. Wajib membawa bukti e-voucher agar dapat diperkenankan masuk ke area puskesmas dan menerima layanan vaksinasi.
6. E-voucher yang diterima bukan jaminan untuk mendapat vaksinasi karena akan diverifikasi ulang oleh sistem P-Care.
7. Mereka yang datang tanpa mendaftar atau peserta yang datang di luar jadwal tidak akan dilayani.
8. Bagi peserta yang berobat rutin untuk penyakit kronis, mohon dapat membawa surat rekomendasi vaksin dari dokter spesialis.
9. Pelayanan vaksinasi pada hari Sabtu hanya hingga pukul 12.00 WIB.
10. Pelayanan vaksinasi tidak beroperasi pada hari Minggu/hari besar.
Mengapa Orang Dewasa Perlu Vaksinasi?
Menurut dokter Dirga, ada tujuh poin penting mengapa orang dewasa penting melakukan vaksinsi, yakni:
1. Belum pernah divaksinasi pada saat kecil.
2. Lansia, dimana antibodi turun akibat penuaan dan perlu vaksinasi ulang.
3. Punya penyakit kronis (contoh: diabetes, sakit jantung) sehingga lebih rentan.
4. Risiko pekerjaan,contohnya tenaga kesehatan.
5. Terkait kehamilan: infeksi menyebabkan cacat janin.
6. Perilaku berisiko,contoh perokok.
Baca Juga: Sudah Tahu? Apa Itu CT Value yang Tercantum dalam Hasil Tes PCR?
7. Alasan bepergian (travelling, umroh, haji).
Dr Purnamawati Sujud, SpA(K), MMped dari Yayasan Orang Tua Peduli (YOP) mengatakan, setiap tahun, dibulan April, WHO mencanangkan pekan imunisasi.
Tahun ini tema yang diambil adalah vaccine works for all.
Hal ini mengingatkan bahwa imunisasi adalah hak semua orang lintas usia, sejak dari lahir, anak-anak, remaja, dewasa, dan lansia.
Walaupun, sampai sekarang tidak sedikit masyarakat yang menganggap kalau imunisasi adalah program untuk anak saja.
“Masyarakat kadang lupa anak-anak butuh orangtua yang sehat, untuk jadi sehat mencegah upaya terbaik, efektif, murah, dan hasilnya baik. Pada dewasa penting utuk imunisasi karena dengan bertambahnya usia, daya tahan tubuh menurun, dan membawa penyakit,” kata dokter Purnamawati.
Pada imunisasi anakpun, cakupan di Indonesia masih rendah.
Riset Kesehatan Dasar 2018 menyebutkan, cakupan imunisasi di Indonesia pada anak-anak hanya mencapai 53,7 persen, jumlah ini menurun sejak pandemi.
Apalagi cakupan imunisasi pada orang dewasa lebih rendah lagi.
Padahal untuk memutus rantai terjadinya penyakit infeksi, sejauh ini, vaksinasi masih jadi upaya yang efektif.
Walaupun upaya preventif secara umum dengan perilaku sehat, sementara preventif spesifik dengan imunisasi.
“Ada dua alasan penting imunisasi untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita,” ujar dr Purnamawati.
Pasalnya ada beberapa anak yang tidak bisa divaksinasi sehingga membutuhkan lingkungan yang mayoritas sudah menjalani imunisasi.
Misalnya anak yang menjalani transplantasi hati, tidak bisa mendapatkan vaksin, terutama vaksin ‘hidup’ seperti cacar air, BCG.
Ada jenis vaksin berdasarkan kandungannya.
Ada vaksin mati atau vaksin tidak aktif adalah jenis vaksin yang mengandung virus atau bakteri yang sudah dimatikan pada suhu tinggi atau proses kimia, contohnya vaksin polio, vaksin DPT.
Ada juga vaksin hidup, yakni vaksin yang tetap dibiarkan hidup tapi dilemahkan, namun sudah tidak menyebabkan penyakit lagi.
Sejauh ini, ada 15 vaksin yang diberikan pada orang dewasa, diantaranya vaksin influenza, HPV, pneumonia.
Sampai saat ini, hanya vaksin TD (tetanus) yang diberikan pada ibu hamil yang ditanggung pemerintah.
Sisanya tidak ditanggung pemerintah.
Sehingga diharapkan masyarakat bisa melakukan vaksinasi secara mandiri.
#Rumahminimalis #Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork #Rumahtropis
(*)