Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Menilik Perjalan Gedung Munasprok, Saksi Sejarah Kemerdekaan Tempat Tinggal Laksamana Jepang Hingga Perkantoran

Pipit - Kamis, 16 Agustus 2018 | 18:18
Munasprok
dok. munasprok.or.id

Munasprok

IDEAonline - Menjelang dini hari, 73 tahun lalu, Bung Karno beserta Bung Hatta ditemani oleh Ahmad Subardjo memasuki ruang makan panjang disebuah rumah berarsitektur Eropa di daerah Menteng, Jakarta Pusat.

Menyusun perumusan sebuah naskah yang akan dibacakan beberapa jam kemudian adalah tujuan mereka di tempat tersebut.

Saat Bung Karnosibukmempersiapkan draft naskah proklamasi, Bung Hatta dan Ahmad Subardjo turut menyumbangkan pikirannya secara lisan.

Ya, rumah ini adalah sebuah gedung yang saat ini lebih dikenal sebagaiMuseum Perumusan Naskah Proklamasi atau yang disingkat Munasprok.

Dapur tempat perumusan

Dapur tempat perumusan

Berdiri di atas lahan dengan luas tanah3.914 m2 dan luas bangunannya 1.138,10 m2 gedung ini diarsitekturi olehorang Belanda yang bernama J.F.L Blankenberg.

Sambut Kemerdekaan, Gang Sempit Ini Disulap Pelajar jadi Berwarna-Warni, Intip Yuk!

Berlokasi di Jl. Imam Bonjol No. 1, Menteng, Jakarta Pusat, gedung saksi sejarah perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia ini didirikan sekitar tahun 1920an.

Dilansir dari Tribun Travel yang mewawancarai petugas museum, gedung ini pada tahun 1931 dimiliki oleh atas nama PT. Asuransi Jiwasraya.

Dapur tempat perumusan

Dapur tempat perumusan

Namun ketika Perang Pasifik pecah, gedung saksi sejarah ini kemudian digunakan oleh British Consul General hingga pada akhirnya digunakan oleh Jepang ketika menduduki Indonesia.

Baca Juga:Mengerikan! Inilah 5 Fakta Terkait Runtuhnya Jembatan Morandi di Genoa

Gedung ini kemudian menjadi tempat kediaman Laksamana Muda Tadashi Maeda, Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut dengan Angkata Darat Jepang hingga sekutu mendarat di bulan September 1945.

Munasprok

Munasprok

Selain itu, tempat bersejarah inijuga pernah digunakan oleh Perpustakaan Nasional sebagai perkantoran di tahun 1982.

Karena sejarahnya yang penting,Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Nugroho Notosusanto menginstruksikan kepada Direktorat Permuseuman agar merealisasikan gedung bersejarah ini menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi ditahun 1984

Tepatnya tanggal 24 November 1992 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0476/1992 museum ini ditangani Unit Pelaksana Teknis bidang Kebudayaan.(*)

Editor : iDEA

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular