Dilansir Live Science, Jumat (1/5/2020), hal ini kemungkinan ada hubungannya dengan pembekuan di pembuluh darah jari kaki yang akhirnya menyebabkan ruam.
Dinding pembuluh darah kemungkinan meradang karena suatu kondisi yang disebut vasculitis.
Ruam pada jari kaki pertama kali dilaporkan dokter kulit di Perancis pada April.
Disebutkan dalam artikel sebelumnya, lesi ungu itu mirip pseudo-radang dingin yang kadang menyakitkan tapi bisa hilang dengan sendirinya setelah dua mingguan.
Laporan kasus yang diterbitkan di Journal of American Academy of Dermatology edisi 18 April, para peneliti mendeskripsikan seorang yang berusia 23 tahun di Belgia memiliki chilblain (luka kulit atau benjolan berwarna merah) yang disebabkan infeksi Covid-19.
Tidak jarang virus menyebabkan ruam.
Campak, misalnya, dapat menyebabkan bintik-bintik datar yang gatal, sementara virus coxsackie dapat menyebabkan luka yang menyakitkan di tangan, kaki dan mulut. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul Benarkah Ruam di Kaki adalah Gejala Baru Corona? Ahli Selidiki
(*)