“Ukuran persis pemanasan global di mana dapat memicu terjadinya peristiwa El Nino (atau La Nina), sulit diketahui dengan tepat,” kata Pemimpin Penulis Pedro DiNezio, yang merupakan ahli geofisika dari University of Texas.
Menurutnya, para ilmuwan akan segera memulai penelitian untuk menentukan terjadi perubahan atau tidak jika melewati perubahan suhu 1,5 derajat celsius (2,7 derajat fahrenheit) dari pemanasan di atas tingkat pra-industri.
"Kami yakin bahwa risiko peristiwa ekstrem ini menjadi lebih besar, karena kita menghasilkan lebih banyak CO2 ke atmosfer, dan tentu saja akan memberikan dampak yang buruk pada negara-negara di daerah tropis," katanya.
Kendati ada banyak lagi yang perlu dipelajari tentang potensi El Nino di Samudra Hindia, satu hal yang jelas adalah faktor terbesar apakah El Nino itu akan kembali muncul atau tidak ada pada tindakan manusia.
Hal ini berkaitan dengan bagaimana manusia membuat emisi gas rumah kaca semakin berkurang atau tidak ke depannya.
Lancaran kemunculan El Nino itu sangat bergantung pada laju pemanasan global. Artikel ini telah tayang di Kompas.comdengan judul "Dampak Pemanasan Global, Fenomena Iklim Kuno Dapat Muncul Lagi di Samudra Hindia".
Baca Juga: Cegah Banjir dengan Konservasi Air, Green Building Concept Jawabannya
#Berbagiidea #Berbagicerita #Bisadarirumah #Gridnetwork
(*)