Fase ketiga ada di tahun 2013, pelanggan mulai memerhatikan khusus pada proses seduhan kopi yang dibuat oleh kedai kopi artisan seperti Tanamera (diluncurkan 2013).
Di fase ini kehadiran mesin kopi menjadi referensi visual bagi pelanggan.
Tahap keempat terjadi tahun 2016 di mana market size bertumbuh besar.
Semakin banyak pelanggan kopi yang tumbuh akibat naik daunnya produk kopi RTD ala kafe yang diperkenalkan oleh gerai coffee to go dengan harga yang lebih terjangkau.
Baca Juga: Arborea Cafe, Kedai Kopi Hits di Tengah Rerimbunan Pohon Kota Jakarta
Pertumbuhan konsumsi kopi di Indonesia antara lain didorong oleh tingginya konsumsi kopi kalangan muda/pemula kopi yaitu dari gererasi Z (10-24 th) dan generasi Y (25-39 tahun)yang saat ini mendominasi demografi penduduk Indonesia.
Karakter generasi ini salah satunya adalah saling terhubung.
Mereka menggunakan teknologi komunikasi untuk memenuhi konsumsi mereka.
Hal ini ditangkap sebagai peluang oleh para pelaku industri kedai kopi dengan menyajikan kemudahan dalam order,pengiriman dan transaksi secara online.
Baca Juga: Menerapkan Suasana Cafe, Tilik Kantor Karya Delution yang Sempat Mejeng di Ajang HDII Award 2017
Namun di tengah semaraknya kemudahan transaksi online, kehadiran pengunjung ke kedai pun tak kurang banyak.